Gambar Sampul Prakarya dan Kewirausahaan · Bab 1 Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha
Prakarya dan Kewirausahaan · Bab 1 Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha
Indah Setyawati, dkk

23/08/2021 07:23:47

SMA 11 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

ii

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer:

Buku ini merup

a

kan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak

di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam

tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang

senantiasa diperbaiki, diperbaharui,

dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan

dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan

kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Kontributor Naskah

:

RR. Indah Setyowati, Wawat Naswati, Heatiningsih, Miftakhodin, Cahyadi,

dan

Dwi Ayu.

Penelaah

:

Suci Rahayu, Rozmita Dewi, Djoko Adi Widodo, Latief Sahubawa,

T

aswadi, Vanessa Gaffar, Caecilia Tridjata, Wahyu Prihatini, dan Heny

Hendrayati.

Penyelia Penerbitan

: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Cetakan ke-1, 2014

Disusun dengan huruf Arial, 1

1 pt.

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan / Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

vi, 210 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Semester 1 Kelas XI

ISBN 978- 602-282-449-7 (jilid lengkap)

ISBN 978-602-282-452-7 (jilid 2a)

1. Prakarya dan Kewirausahaan

Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

600

iii

Prakarya dan Kewirausahaan

Kata Pengantar

Kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan

dukungan sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin bertambah dan

makin kompetitif. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah dengan baik sejak

remaja akan dapat menghasilkan sumberdaya manusia inovatif yang mampu membebaskan bangsa

dan negaranya dari ketergantungan pada sumberdaya alam. Kewirausahaan yang diperlukan tentunya

adalah yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan output ekonomi dalam mendukung

kesejahteraan bangsa melalui penciptaan karya nyata orisinil yang bermanfaat.

Kurikulum 2013 membekali peserta didik pada Pendidikan Menengah dengan kemampuan

kewirausahaan yang lahir dan tumbuh dalam sektor nyata. Diawali dengan pengamatan terhadap

produk yang ada di pasar beserta ciri-cirinya, analisis struktur komponen pembentuk produk, analisis

struktur dan rangkaian proses beserta peralatan yang diperlukan, termasuk analisis pasar, biaya, dan

harga. Untuk mendukung keutuhan pemahaman peserta didik, pembelajarannya digabungkan dengan

pembelajaran Prakarya sehingga peserta didik bukan hanya mampu menghasilkan ide kreatif tetapi

juga merealisasikannya dalam bentuk purwarupa karya nyata dan dilanjutkan sampai pada kegiatan

penciptaan pasar untuk mewujudkan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bagi peserta didik pada

jenjang Pendidikan Menengah Kelas XI harus mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang secara

utuh dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk

menciptakan karya nyata, menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari

produk dan pasar tersebut. Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah ranah

karya nyata, yaitu karya kerajinan, karya teknologi, karya pengolahan, dan karya budidaya dengan

contoh-contoh karya konkret berasal dari tema-tema karya populer yang sesuai untuk peserta didik

Kelas XI. Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan lokal, tambahan materi yang digali

dari kearifan lokal yang relevan sangat diharapkan untuk ditambahkan sebagai pengayaan dari buku ini.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi

berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru

dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini

sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang

sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Implementasi terbatas Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapatkan tanggapan

yang sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal

mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 dan

seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan

perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik,

saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut,

kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia

pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2014

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh

iv

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Daftar Isi

Kata Pengantar

...............................................................

iii

Daftar Isi

...........................................................................

iv

Bab 1 Kerajinan Bahan Lunak dan W

irausaha

..............

1

Peta Materi Kerajinan Bahan Lunak dan W

irausaha

.....

3

A. Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

.............................

6

B. Produksi Kerajinan

Tanah Liat

......................................

26

C. Produksi Kerajinan Busana dari Bahan

Alami

..............

48

D. Pengemasan Produk Kerjainan dari Bahan Lunak

.......

54

E. Perawatan Produk Kerjainan dari Bahan Lunak

...........

57

F

. Wirausaha di Bidang Kerajinan

.....................................

60

G. Membuat Produk Kerjainan dari Bahan Lunak

.............

75

Rangkuman

.....................................................................

78

Bab 2 Rekayasa dan Kewirausahaan Pembangkit Listrik

Sederhana

.............................................................

80

Peta Materi Rekayasa dan Kewirausahaan

....................

81

A. Produk Rekayasa Pembangkit Listrik Sederhana

.........

83

B. Produksi Pembangkit Listrik Sederhana Energi

Angin

..

96

C. Pengemasan Produk Pembangkit Listrik Sederhana

Energi Angin

.....

............................................................

11

2

v

Prakarya dan Kewirausahaan

D. Perawatan Produk Rekayasa sebagai Pembangkit

Listrik Sederhana

.....

.....................................................

11

5

E. Wirausaha di Bidang Rekayasa sebagai Pembangkit

Listrik Sederhana

.....

.....................................................

11

7

F. Membuat Produk Karya Rekayasa sebagai Pembangkit

Listrik Sederhana

.....

.....................................................

120

Rangkuman

......................................................................

121

Bab 3 Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi

...............

123

Peta Materi Pembenihan Ikan Konsumsi

Air Tawar

......

124

A. Produk Pembenihan Ikan Konsumsi

.............................

125

B. Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele

.......................

135

C. Pengemasan Ikan Konsumsi

.......................................

147

D. Perawatan

.....................................................................

151

E. Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele

................

152

F

. Membuat Usaha Pembenihan Ikan Lele ........................

161

Rangkuman

......................................................................

162

Bab 4 Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan

Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah

.............

163

Peta Materi Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan

Khas Daerah

..........................................................

164

A. Makanan Khas daerah

..................................................

168

B. Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah Sumatera

.

176

vi

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

C. Penyajian dan Kemasan

...............................................

184

D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah

...................

187

Rangkuman

......................................................................

202

Daftar Pustaka

.................................................................

203

Glosarium

.........................................................................

207

1

Prakarya dan Kewirausahaan

Bab 1

Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha

2

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

KERAJINAN BAHAN LUNAK DAN WIRAUSAHA

Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

alam ini menghasilkan bahan alam yang dapat dimanfaatkan

sebagai produk kerajinan. Kegiatan membuat kerajinan berawal

dari dorongan kebutuhan manusia untuk membuat alat atau barang

yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

produk kerajinan berorientasi pada aspek fungsional. Kerajinan

sebagai karya fungsional tidak cukup hanya memenuhi aspek

fungsi saja melainkan memerlukan sentuhan keindahan (estetik)

untuk meningkatkan kualitasnya. Nilai estetik pada karya kerajinan

dapat dilihat dari aspek bentuk, warna, ragam hias, dan fungsinya.

Dalam aspek ekonomi, produk kerajinan merupakan lahan subur

sebagai mata pencaharian yang menjanjikan investasi besar dalam

perkembangan pariwisata dan globalisasi perdagangan dewasa ini.

Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dengan

beragam bentuk dan keunikannya merupakan anugerah Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus memuji ciptaan Tuhan Yang

Mahaagung ini. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita wajib mensyukuri

apa yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Manusia yang

bersyukur adalah manusia yang selalu menerima pemberian Tuhan

dengan rasa suka cita dan penghargaan mendalam yang diwujudkan

dalam berbagai tindakan. Kemampuan bangsa Indonesia untuk

berkreasi, mencipta dan berwirausaha harus disyukuri dan selalu

diapresiasi. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita wajib menghargai

seluruh karya ciptaan manusia.

Produk kerajinan pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-

barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan

(religius) atau kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia. Produk

kerajinan tersebut berupa peninggalan pada zaman batu: artefak-

artefak kapak dan perkakas, pada zaman logam: nekara, moko,

candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti gelang, kalung,

dan cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan,

prosesi upacara ritual adat berbagai suku serta kegiatan ritual yang

bersifat kepercayaan seperti penghormatan terhadap arwah nenek

moyang.

Dalam perkembangan selanjutnya sejalan dengan perkembangan

zaman, konsep seni kerajinan terus berkembang. Perubahan

senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan zaman,

pembuatan karya kerajinan yang pada awalnya untuk kepentingan

fungsional, kini dalam perkembangannya mengalami pergeseran

orientasi ke arah nilai keindahan (estetis).

Kini seni kerajinan tumbuh makin pesat di Indonesia. Banyak daerah

yang kemudian menjadi sentra-sentra kerajinan. Kondisi geografis

Indonesia merupakan faktor pendukung menjamurnya seni kerajinan

Nusantara.

3

Prakarya dan Kewirausahaan

Peta Materi Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha

A. Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

1.

Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak

2.

Aneka Produk Kerajinan dari Bahan

Lunak

3.

Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan

Lunak

4.

Unsur Estetika dan Ergonomis Produk

Kerajinan dari Bahan Lunak

5.

Motif Ragam Hias pada Produk

Kerajinan dari Bahan Lunak

6.

Teknik Pembuatan Produk Kerajinan

dari Bahan Lunak

7.

Perencanaan Proses Produksi

Kerajinan dari Bahan Lunak

B. Produksi Kerajinan Tanah Liat

1.

Bahan Pendukung

2.

Alat Pendukung

3.

Proses Produksi Kerajinan T

anah Liat

a.

Keselamatan Kerja

b.

Peralatan Pembentukan

c.

Bahan Pembentukan

d.

Penyiapan Gips

e.

Penyiapan Model

f.

Pembentukan T

eknik Cetak Tekan

g.

Pembuatan Cetakan Cetak T

ekan

h.

Pencetakan Cetak T

ekan

i.

Pembentukan T

eknik Cetak Tuang

j.

Proses Pembuatan Model

k.

Pembuatan Cetak Gips

l.

Cetak T

uang Produk Kerajinan

D. Pengemasan Produk Kerajinan

1.

Kemasan Kertas

2.

Kemasan Kayu

3.

Kemasan Plastik

E. Perawatan Produk Kerajinan

1.

Perawatan Kerajinan T

anah Liat

2.

Perawatan Kerajinan Serat Alam

F

. Wirausaha di Bidang Kerajinan

1.

Kebutuhan Pasar Produk Kerajinan

2.

Menganalisis Peluang Usaha

3.

Peluang Usaha Produk Kerajinan

4.

Menciptakan Peluang Usaha Produk

Kerajinan

C. Produksi Kerajinan Busana dari

Bahan Alami

1.

Merancang Produk Kerajinan dari

Bahan Alami

2.

Bahan Pendukung

3.

Alat Pendukung

4.

Keselamatan Kerja

5.

Proses Kerja

a.

Membuat Rancangan

b.

Penyiapan Bahan

c.

Penyiapan Alat

d.

Memotong Sesuai Pola Gambar

e.

Menjahit

f.

Memasang Kancing Baju

g.

Membuat Hiasan pada Rompi

Membuat Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

4

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

dan Wirausaha, siswa mampu:

1.

Mengapresiasi keanekaragaman

karya kerajinan dari bahan

lunak dan pengemasannya di wilayah setempat dan lainnya

sebagai ungkapan rasa bangga dan wujud rasa syukur atas

anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2.

Mengidentifikasi bahan,

motif hias, teknik pembuatan, dan

fungsi karya kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat dan

lainnya berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.

3.

Menganalisis unsur estetika dan ergonomis

karya kerajinan dari

bahan lunak serta menunjukkan semangat kewirausahaan dan

inovasi berkarya.

4.

Merancang pembuatan

karya kerajinan dari bahan lunak dan

pengemasannya dengan menerapkan prinsip perencanaan

produksi kerajinan serta menunjukkan perilaku jujur, percaya

diri, dan mandiri.

5.

Mendesain produk dan pengemasan

produk kerajinan dari

bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan

budaya setempat dan lainnya berdasarkan orisinalitas ide dan

cita rasa estetis diri sendiri.

6.

Membuat karya kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat

dan lainnya dengan sikap bekerja sama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif

7.

Menganalisis keberhasilan

dan kegagalan serta peluang usaha

kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat dan lainnya

dengan memperhatikan estetika dan nilai ekonomis untuk

membangun semangat usaha

5

Prakarya dan Kewirausahaan

Untuk mengungkapkan

penge

tahuan

dan

pengalaman yang telah kamu

miliki terkait dengan materi

yang akan dipelajari, kamu

diberi pengalaman mengamati

karya kerajinan dari bahan

lunak.

Tugas

Amatilah jenis aneka produk kerajinan dari bahan lunak pada

Gambar 1.1 diatas. Apa kesan yang kamu dapatkan? Ungkapkan

pendapatmu dalam pembelajaran.

Sumber: Dok. Kemdikbud

Gambar 1.1. Produk kerajinan dari bahan lunak

6

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

A.

Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Produk kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam

seperti tanah liat, serat alam, kayu, bambu, kulit, logam, batu, rotan

dan lain-lain. Ada juga yang memanfaatkan bahan sintetis sebagai

bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, karet. Pembuatan

produk kerajinan di setiap daerah memiliki jenis kerajinan lokal yang

menjadi unggulan daerah. Misalnya, Kasongan (Daerah Istimewa

Yogyakarta), sumber daya alam yang banyak tersedia tanah

liat, kerajinan yang berkembang adalah kerajinan keramik. Palu

(Sulawesi Tengah), sumber daya alamnya banyak menghasilkan

tanaman kayu hitam, kerajinan yang berkembang berupa bentuk

kerajinan kayu hitam. Kapuas (Kalimantan Tengah), sumber daya

alamnya banyak menghasilkan rotan dan getah nyatu sehingga

kerajinan yang berkembang adalah anyaman rotan dan getah nyatu.

Secara umum, jenis bahan dasar produk kerajinan dapat dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak

dan produk kerajinan dari bahan keras. Beberapa kerajinan

bahan lunak serta pengemasannya akan diuraikan secara singkat

pada penjelasan berikut ini. Namun, materi yang diuraikan disini

merupakan contoh saja, kamu dapat mempelajarinya sebagai

pengetahuan dan diharapkan dapat mengeksplorasi pengetahuan

lainnya sebagai bahan pengayaan.

1.

Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak

Kerajinan dari bahan lunak merupakan

produk kerajinan yang

menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan

lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu

seperti berikut:

a.

Bahan Lunak

Alami

Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari

alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak

dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh

bahan lunak alami yang kita kenal adalah tanah liat, serat alam,

dan kulit.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.2

Kerajinan dari bahan lilin

7

Prakarya dan Kewirausahaan

b.

Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adala

h bahan untuk karya kerajinan yang

diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan

lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan.

Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa bubur kertas, gips,

fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainya.

2.

Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Produk keraji

nan dari bahan lunak sangat beragam, mulai dari

karya kerajinan yang digunakan untuk kebutuhan fungsi pakai

dan karya kerajinan untuk hiasan.

Berikut ini contoh produk kerajinan dari bahan lunak:

a.

Kerajinan Tanah Liat

Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat sering dikenal

orang denga

n kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah

karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat

yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin,

pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau

benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,

vas bunga, guci, piring. Berikut contoh kerajinan gerabah dan

keramik.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.4

Contoh kerajinan tanah liat gerabah dan keramik

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.3

Kerajinan dari bahan lunak buatan (topeng dari bubur

kertas, hiasan dari sabun, tempat kunci dari fiberglas)

8

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Indonesia memiliki aneka ragam kerajinan keramik dari

berbagai daerah yang memiliki ciri khas pada keunikan bentuk,

teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati di

Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk

kerajinan keramik menjadi keramik Nusantara yang memiliki

karakteristik tersendiri dan berbeda dengan keramik Cina,

Jepang, dan negara lainnya.

b.

Kerajinan Serat Alam

Bahan-bahan

serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan

yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja,

tempat lampu. Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini

sebagian besar dibuat dengan cara menganyam.

Berikut merupakan contoh karya kerajina dari serat alam.

c.

Kerajinan Kulit

Kerajinan ini

menggunakan bahan baku dari kulit yang

sudah di samak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya:

tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit yang dihasilkan dari

hewan seperti: sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat

dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.5

Contoh aneka ragam kerajinan dari serat alam

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.6

Kerajinan dari bahan kulit

9

Prakarya dan Kewirausahaan

d.

Kerajinan Gips

Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air

dalam waktu yang lama jika sudah menjadi

padat. Kandungan

gips terdiri atas jenis zat hidrat kalsium sulfat dan beberapa

mineral seperti: karbonat, borat, nitrat, dan sulfat yang dapat

terlepas sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa

panas. Prosesnya harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk

seperti yang diinginkan, harus dibuat cetakan. Jika akan

diproduksi dalam jumlah banyak, harus dibuat model terlebih

dahulu.

Secara umum, untuk semua produk gips diperlukan cetakan.

Bahan utama pembuatan cetakan adalah

silicone rubber,

tetapi yang paling gampang dan mudah dicari adalah plastisin

atau tanah liat.

Fungsi kerajinan dari gips biasanya dapat berupa hiasan

dinding, mainan, dan sebagainya.

e.

Kerajinan Lilin

Pembuatan kerajinan

bahan dasar lilin cukup sederhana dan

mudah, dapat dilakukan oleh semua orang. Jika kita akan

mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik,

tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas

api/kompor. Berikut contoh kerajinan dari bahan lilin.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.7

Kerajinan hiasan dinding dari gips

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.8

Kerajinan dari bahan lilin

10

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

f.

Kerajinan Sabun

Kerajinan dari sabun sangat unik. Bahan yang diperlukan

adalah sabun

batangan. Sabun dapat diolah dengan dua cara.

Pertama: mengukir sabun yang menghasilkan karya seperti:

binatang, buah, dan flora ukiran. Kedua, membentuk sabun,

yaitu: sabun diparut hingga menjadi bubuk, dicampur dengan

sagu dan sedikit air, lalu dibuat adonan baru seperti membuat

bentuk dari

plastisin.

Berikut contoh produk kerajinan dari

bahan sabun.

g.

Kerajinan Bubur Kertas

Sisa-sisa kertas dapat dimanfaatkan untuk beraneka ragam

karya kerajna

n. Salah satu alternatif pemanfaatan sisa-sisa

kertas adalah dibuat bubur kertas untuk bahan berkarya

kerajinan. Proses pembuatan bubur kertas dapat dilakukan

dengan langkah-langkah berikut ini.

1.

Siapkan kertas bekas, misalnya

kertas tisu atau kertas

koran. Robek atau gunting menjadi potongan-potongan

kecil (lembut).

2.

Masukkan potongan

kertas ke dalam baskom atau ember

plastik. Kemudian, siram dengan air hangat.

3.

Masukkan 1 sendok

teh garam. Garam bermanfaat untuk

menghindarkan kertas menjadi busuk.

4.

Potongan kertas yang telah direndam dan diberi garam ini

didiamkan selama 1 - 2 hari hingga menjadi lunak.

5.

Dua hari kemudian atau setelah kertas menjadi lunak dan

hancur

, saring menggunakan kain (dapat menggunakan

kain lap yang pori-porinya besar). Keempat tepi kain

disatukan dan

plintir

. hingga air akan terpisah dari

ampasnya.

6.

Buang air perasan kertas. Kemudian, masukkan kembali

potongan kertas-kertas yang sudah diperas airnya ke

dalam wadah dan remas-remas hingga hancur.

Tambahkan

sedikit air ketika meremasnya.

7.

Buat larutan pasta dengan mencampur 2

sendok makan

tepung kanji dengan air secukupnya. Apabila pasta terasa

terlalu cair, penggunaan tepung kanji dapat ditambah.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.9

Kerajinan dari bahan sabun padat

11

Prakarya dan Kewirausahaan

8.

Campur adon

an kertas dengan larutan pasta. Remas-

remas hingga tercampur merata dan didapat adonan bubur

kertas yang liat sehingga mudah untuk dibentuk.

Berikut contoh karya kerajinan dari bubur kertas.

3.

Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Fungsi produ

k kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

fungsi karya kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya

kerajinan sebagai benda hias.

a.

Karya Kerajinan sebagai Benda Pakai

Karya kerajinan sebagai

benda pakai meliputi segala bentuk

kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan

sebagai pelengkap busana.

Sebagai benda pakai, produk karya

kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun

unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut

contoh karya kerajinan sebagai benda pakai.

b.

Karya Kerajinan sebagai Benda Hias

Karya kerajin

an sebagai benda hias meliputi segala bentuk

kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau

digunakan sebagai hiasan atau elemen estetis. Jenis ini lebih

menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan.

Berikut contoh karya kerajinan sebagai benda hias.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.10

Kerajinan dari bubur kertas

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.11

Kerajinan sebagai benda pakai

12

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Lembar Kerja 1

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.12

Karya kerajinan benda hias

Tugas Kelompok LK-1

Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-

masing berjumlah antara 3 – 4 siswa.

Tugas setiap kelompok mengidentifikasi karya kerajinan dari bahan

lunak yang ada di wilayah kamu, analisis karya kerajinan tersebut

berdasarkan:

1.

bahan dasar

2.

motif hias

3.

teknik pembuatan

4.

fungsi karya kerajinan

Buatlah laporan berdasarkan hasil diskusi kelompok.

Jika menemukan hal lain untuk diamati, tambahkan pada kolom

baru.

Presentasikan secara bergantian dengan kelompok lainnya.

13

Prakarya dan Kewirausahaan

Mengidentifikasi karya kerajinan dari bahan lunak

4.

Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan

dari Bahan Lunak

Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur

estetika dan ergonomis.

a.

Unsur Estetika

Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan.

Keindahan

adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah

karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman

estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni

atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki

unsur keindahan.

Kesimpulan

..............................................................................

..............................................................................

..............

Ungkapan Perasaan

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

....................

14

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Nilai-nilai keindahan (

estetik

) atau keunikan karya seni memiliki

prinsip: kesatuan (

unity

), keselarasan (

harmoni

), keseimbangan

(

balance

), dan kontras (

contrast

) sehingga menimbulkan

perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa

senang.

b.

Unsur Ergonomis

Unsur ergonomis karya kerajinan

selalu dikaitkan dengan

aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya

kerajinan adalah seperti berikut:

1.

Keamanan

(security)

yaitu jaminan tentang keamanan

orang menggunakan produk kerajinan tersebut.

2.

Kenyamanan

(comfortable)

,

yaitu kenyamanan apabila

produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak

digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan

adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang

tinggi.

3.

Keluwesan

(flexibility), yaitu

keluwesan penggunaan.

Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk

kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau

terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi

kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai

tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

5.

Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Indonesia sangat

kaya dengan keragaman produk kerajinan

dengan berbagai macam ragam hias yang tersebar diseluruh

tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan

nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing.

Di samping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaan-

persamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan,

pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.

Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias

karya kerajinan antara lain seperti berikut.

a.

Motif Realis

Motif realis ialah

motif yang dibuat berdasarkan bentuk-

bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-

tumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan,

bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.

15

Prakarya dan Kewirausahaan

b.

Motif Geometris

Motif geometris ialah motif yang mempunyai

bentuk teratur

dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi

empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.

Motif geometris merupakan motif tertua dalam ragam hias

karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris

berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang

dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir

di seluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini. Motif hias

geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,

jlamprang, dan tumpal.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.14

Motif geometris

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.13

Motif realis

16

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

a.

Motif Dekoratif

Pengertian dekoratif adalah menggambar

dengan tujuan

mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah.

Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya

tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang

tidak terlalu ditonjolkan.

Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan

deformasi atau penstiliran alami. Bentuk-bentuk objek di alam

disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk

aslinya. Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan.

Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan

harus masih ada

pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.15

Motif tradisional geometrik

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.16

Motif geometrik abstrak

17

Prakarya dan Kewirausahaan

a.

Motif Abstrak

Motif

abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali

objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar

abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang

terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam

serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif

abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan

geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.

6.

Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan

lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan.

Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya

kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam,

menenun, dan mengukir.

a.

Membentuk

Teknik membentuk biasany

a digunakan untuk membuat karya

kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk

antara lain seperti berikut.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.18

Motif abstrak

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.17

Motif dekoratif

18

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

1)

Teknik

Coil

(Lilit Pilin)

Cara pemben

tukan dengan tangan langsung seperti

coil

,

lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan

tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang

diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini

sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.

2)

Teknik Putar

T

eknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan

banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi.

Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai

oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional

biasanya menggunakan alat putar tangan (

hand wheel

)

atau alat putar kaki (

kick wheel

). Para perajin bekerja di

atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang

sama seperti gentong dan guci.

3)

Teknik Cetak

Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan

lunak

yaitu: sekali cetak (

cire verdue

), dan cetak berulang.

Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan

sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak

berulang (

bi valve

), ialah teknik mencetak yang dapat

memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan

bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa

dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga,

cetakan padat, cetakan

jigger

maupun cetakan untuk

dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik

keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah

tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.

b.

Menganyam

Teknik menga

nyam dapat digunakan untuk pembuatan karya

kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan

dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan

yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun

pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok

. Contoh

karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar,

topi, dan tas.

c.

Menenun

Teknik menenun

pada dasarnya hampir sama dengan teknik

menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan.

Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan

(manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu,

sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat

yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di

wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda

19

Prakarya dan Kewirausahaan

dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari

suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari

Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan

kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan

Sumbawa.

d.

Membordir

Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain

mempertimbangkan

aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu

juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang

dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya

adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau

ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir.

Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain

yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.

e.

Mengukir

Teknik mengu

kir adalah kegiatan menggores, memahat, dan

menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari

jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus

(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran

utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan

kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan

lunak seperti sabun padat dan lilin.

Contoh teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak:

No

Bahan

Teknik

1.

Tanah Liat

Membentuk dengan teknik coil

Membentuk dengan teknik putar

Membentuk dengan teknik cetak

2.

Serat Alam

Menganyam

Menenun, membordir

3.

Kulit

Mengukir

4.

Gibs

Membentuk dengan teknik cetak

Mengukir

5.

Lilin

Mengukir

Membentuk dengan teknik cetak

6.

Sabun

Mengukir

7.

Bubur Kertas

Membentuk dengan teknik coil

Membentuk dengan teknik cetak

20

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Lembar Kerja 2

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

Menganalisis produk kerajinan dari bahan lunak

No

Nama

Kerajinan

Gambar/Foto/

Sketsa

Ragam

Hias

Nilai

Estetika

Nilai

Ergonomis

Tugas Kelompok LK-2

Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok,

masing-masing berjumlah antara 3 – 4 siswa.

Setiap kelompok mengamati dan mengumpulkan data tentang

produk kerajinan dari bahan lunak yang ada di wilayah kamu,

mencakup aspek-aspek berikut ini.

1)

Produk kerajinan dari bahan lunak

2)

Gambar/foto/sketsa karya kerajinan

3)

Ragam hias

4)

Nilai estetika

5)

Nilai ergonomis

Buatlah laporan hasil diskusi dan pengamatan kamu.

Kemudian, presentasikan

hasil diskusi dan pengamatan kamu

secara kelompok.

21

Prakarya dan Kewirausahaan

7.

Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak

Untuk membuat produk kerajinan, diperlukan

perencanaan

yang matang, misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam

perancangan produk kerajinan pakaian, diperlukan berbagai

interaksi ilmu pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang

kebiasaan masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan

(antropometri), ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan

perhiasan (pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan

bahan (fisik), teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya

produksi (akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing),

kemasan (desain), dan ilmu yang lainnya.

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan

pada nilai-nilai estetika, keunikan (

craftmanship

), keterampilan,

dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya, lebih

menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat

fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur,

dan sandang.

Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai

komponen struktural dan fungsional. Komponen struktural

yang membentuk sistem produksi terdiri atas: bahan (material),

mesin dan peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi,

tanah dan lain-lain. Komponen fungsional terdiri atas supervisi,

perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan,

yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi.

Refleksi Diri

Renungkan dan tuliskan pada selembar kertas.

Ungkapkan pemahaman apa yang kamu peroleh setelah

mempelajari materi produk kerajinan dari bahan lunak,

berdasarkan beberapa hal berikut ini.

1.

Apa saja yang perlu diperhatikan ketika mempelajar

i karya

kerajinan dari bahan lunak yang ada di wilayahmu?

2.

Materi apa yang masih sulit untuk dipahami?

3.

Catatan hasil pengamatan

dari berbagai sumber/referensi

bacaan tentang benda kerajinan dari bahan lunak yang su-

dah kamu lakukan bersama kelompokmu.

4.

Catatan kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi dan

pengamatan.

22

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga

aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial

dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah sangat memengaruhi

keberadaan sistem produksi itu.

Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak

dalam skala

home industry.

Oleh karena itu, dibutuhkan

persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam

proses perancangannya.

a.

Pengelolaan Sumber Daya Usaha

Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan

pengelolaan

yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan/industri. Sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas

enam tipe sumber daya (6M), yaitu sebagai berikut.

1)

Man

(Manusia)

Dalam pend

ekatan ekonomi, sumber daya manusia

adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal, dan

keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia

dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat,

baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia

merupakan unsur manajemen yang penting dalam

mencapai tujuan perusahaan.

2)

Money

(Uang)

Money

atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak

dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat

pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur

dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/industri.

Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting

untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan

dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan

yang harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai

dari sesuatu organisasi.

3)

Material (Fisik)

Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan

mentah yang dibutuhkan,

melainkan membeli dari pihak

lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk

memperoleh bahan mentah dengan harga yang paling

murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang

murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut

akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai

hasil secara efisien.

23

Prakarya dan Kewirausahaan

4)

Machine

(T

ekonologi)

Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi

setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya

mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang

digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang

begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin makin

menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin baru yang

ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan

peningkatan dalam produksi.

5)

Method

(Metode)

Metode kerja sangat dibutuhkan

agar mekanisme kerja

berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut

proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu

saja melainkan memerlukan waktu yang lama.

6)

Market

(Pasar)

Memasarkan produk memiliki peran yang sangat penting

sebab jika barang yang diproduksi

tidak laku, proses

produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja

tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan

pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan

faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat

dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan

selera konsumen dan daya beli konsumen.

b.

Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan

Dalam merancang produk

kerajinan, seorang perajin harus

memperhatikan 3 hal, berikut.

1)

Bentuk

Yang

dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah

wujud fisik. Bentuk ini selalu bergantung pada sentuhan

keindahan. Karena itu pula, dalam proses penciptaan,

seorang perajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti

garis, tekstur, warna, ruang, bidang. Selain itu, seorang

perajin harus menguasai prinsi-prinsip seni seperti irama,

keseimbangan, kesatuan, harmonisasi, kontras dan

sebagainya.

2)

Fungsi

Dalam pembuatan produk kerajinan, seorang perajin harus

mampu menghubungkan

bentuk dan fungsi sehingga

karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsi sementara

bentuknya tetap indah. Pembuatan produk kerajinan harus

benar-benar memperhatikan aspek kenyamanan.

24

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

3)

Bahan

Pengetahuan, pemahama

n, dan penguasaan terhadap

bahan harus dimiliki seorang perajin. Dengan adanya

pemahaman terhadap bahan, ia akan mampu menemukan

teknik pengolahannya. Dengan teknik yang tepat akan

dihasilkan karya kerajinan secara optimal karena setiap

bahan selalu memiliki karakter yang berbeda-beda. Tanah

liat berbeda karakternya dengan lilin. Semen berbeda

karakternya dengan gips. Bahkan, setiap jenis kayu

memiliki karakter sendiri-sendiri.

Setiap bahan memerlukan teknik penggarapan yang

berbeda-beda. Karakter setiap bahan tersebut pada

umumnya ditentukan oleh susunan unsur-unsur

pembentuknya. Seorang perajin harus mampu memadukan

aspek bentuk, fungsi, dan bahan agar hasilnya optimal.

Ketiga aspek tersebut saling berkait dan bekerja sama.

c.

Menentukan Segmentasi Pasar

Penguasaan pasar dalam

arti menyebarkan hasil produksi

merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar

dapat dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan

selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Faktor pemasaran dapat dikatakan berhasil jika jangkauan

pasar makin luas dan masa produksi dapat bertahan dalam

waktu yang lama. Untuk itu ,hal-hal yang perlu dipertimbangkan,

meliputi: sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran

distribusi, dan penentuan harga.

d.

Menentukan Bahan/Material Produksi

Pada karya seni kerajinan, seorang perajin

harus mampu

menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga karya yang

dihasilkan dapat memenuhi fungsi, sementara bentuknya

tetap indah. Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya

kerajinan sangat terkait dengan sasaran pasar karena material

akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam

menggunakan benda terapan dan juga akan memengaruhi

kualitas dari barang tersebut.

Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika).

Oleh karena itu dalam penciptaannya, seorang pengrajin harus

menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna,

dan komposisi.

e.

Menentukan Teknik Produksi

Mewujudkan

sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan

cara atau teknik tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan.

Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan

kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan

25

Prakarya dan Kewirausahaan

memiliki alat dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya.

Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat, dan

cara yang digunakan.

Lembar Kerja 3

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

Menganalisis Perencanaan Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak

Tugas Kelompok LK-3

Observasi/Studi Pustaka

Pilihlah 4 foto karya kerajinan dari bahan lunak yang terdapat di

daerahmu atau di wilayah Nusantara. Kamu bisa mencari data

dari internet, buku atau media lainnya.

Diskusikan dengan kelompokmu tentang:

1)

Fungsi

2)

Produk

3)

Target

4)

Pengguna produk

5)

Teknik produksi

Presentasikan hasil diskusi kelompokmu secara bergantian.

Foto

Fungsi

Produk

Target

JK

Pengguna Produk

Teknik

Produksi

Hias

Pakai

Massal

Non-

Massal

L

P

Anak2

Remaja

Dewasa

26

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

B.

Produksi Kerajinan Tanah Liat

Pembuatan karya kerajinan dapat mengembangkan apresiasi

terhadap karya dan budaya bangsa sehingga kita akan bangga

terhadap keanekaragaman budaya bangsa. Pembuatan karya

kerajinan dapat melatih ketekunan bekerja. Dengan banyak

berlatih, kita akan berani unjuk kerja dan unjuk hasil kerja,

akhirnya akan memiliki sikap mental kreatif dan inovatif. Dengan

demikian, akan terbentuk percaya diri, punya keberanian, dan

tidak ragu-ragu untuk bertindak sesuai dengan keyakinan dan

perencanaannya, serta mampu berpikir kritis. Sikap mental

demikian itu akan membentuk menjadi sikap mental produktif,

kreatif, dan berani menghadapi risiko.

Pembahasan berikut ini difokuskan pada produk kerajinan dari

tanah liat, dengan pertimbangan bahwa tanah liat mudah didapat

di seluruh wilayah Nusantara. Walaupun demikian, kamu diberi

kebebasan untuk menentukan bahan lain yang sejenis dan

mudah didapatkan pada daerah masing-masing.

Produk karya kerajinan dari tanah liat biasanya berupa benda

keramik. Benda keramik sangat beraneka ragam, baik bentuk,

ukuran, fungsi, hiasan maupun warnanya. Produk-produk

keramik merupakan hasil akhir dari suatu proses pembentukan

atau pembuatan karya keramik.

Pada awalnya, produk keramik dibuat dengan tangan secara

langsung sehingga hasilnya berupa benda keramik dengan

bentuk yang terbatas dan sangat sederhana. Namun, kini

berbagai teknik pembentukan karya keramik telah berkembang

dengan pesat. Proses pembentukan ini berkembang sejalan

dengan kemajuan di bidang teknologi, mulai dari proses

pengambilan bahan tanah liat dari alam, pengolahan,

pembentukan, pengglasiran dan dekorasi serta pembakarannya.

Di industri atau pabrik-pabrik keramik saat ini sudah menggunakan

teknologi yang lebih maju dalam proses pembentukannya

dengan waktu yang relatif pendek, namun menghasilkan produk

dalam jumlah yang besar. Proses pembentukan merupakan

proses pembuatan benda keramik. Proses ini membutuhkan

keterampilan tangan mulai dari proses pengulian (melumatkan

tanah supaya homogen dan plastis) hingga penyelesaian

akhir (

finishing

). Pembentukan benda keramik dapat dilakukan

dengan tangan langsung (

handbuilt

) atau dengan bantuan alat

lain seperti alat putar,

jigger-jolley

alat cetak.

1.

Bahan Pendukung Produk Kerajinan T

anah Liat

Bahan yang digunakan untuk pembentukan benda keramik

harus dipersiapkan dengan baik. Hal ini perlu diperhatikan

27

Prakarya dan Kewirausahaan

agar dalam proses selanjutnya tidak mengalami kerusakan.

Untuk itu, sebelum melaksanakan pembentukan benda

keramik, perlu penyiapan tanah liat. Penyiapan tanah liat

melalui pengulian (

kneading

) dan pengirisan (

wedging

) satu

atau lebih warna tanah sejenis. Tujuannya agar tanah liat

tersebut memenuhi persyaratan pembentukan.

Penyiapan bahan tanah liat dibedakan untuk pembentukan

teknik bebas, pijit, pilin, lempeng, putar (

centering

, pilin, dan

tatap), dan cetak (tekan dan

jigger-jolley

) serta

slip

tanah liat

tuang.

a.

Persyaratan Tanah Liat

T

anah liat sebagai bahan untuk membuat benda keramik

harus memenuhi persyaratan ketika proses pembuatan agar

tidak mengalami kesulitan. Persyaratan tersebut di antaranya

seperti berikut:

1)

Plastisitas

Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus

dipenuhi

agar mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi

plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan

sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.

2)

Homogen

Campuran massa tanah liat harus homogen.

Artinya,

plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau

lembek.

3)

Bebas dari gelembung udara

Tanah liat harus terbebas dari gelembung

udara. Jika dalam

tanah liat masih terdapat gelembung udara, hal itu dapat

menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan

dan dapat menyebabkan retak atau pecah pada waktu

proses pengeringan dan pembakaran.

4)

Memiliki kemampuan bentuk

Tanah

liat harus memiliki kemampuan bentuk yang

berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami

perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau

setelah proses pembentukan selesai.

b.

Penyiapan Tanah Liat

Penyiapan tanah liat agar memenuhi persyaratan untuk

digunakan dapat dilakukan sebelum memulai praktik

pembentukan benda keramik. Penyiapan tanah liat tersebut

dilakukan dengan cara pengulian dan pengirisan.

28

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

1) Pengulian (

kneading

)

Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat

keplastisan dan homogenitas merata serta bebas dari

gelembung udara. Proses pengulian dapat dilakukan

dengan gerakan spiral sebagai berikut.

2)

Pengirisan (

wedging

)

Proses pengi

risan tanah liat dilakukan untuk mencampur

satu macam tanah atau lebih yang berbeda warna, jenis,

dan plastisitasnya. Proses pengirisan dilakukan sebagai

berikut.

2.

Alat Pendukung Produksi Kerajinan Tanah Liat

Jenis dan fungsi peralatan

untuk pembentukan karya keramik

dapat dikelompokkan menjadi alat bantu, alat pokok, dan

perlengkapan. Peralatan tersebut digunakan untuk kelancaran

proses pembentukan benda keramik dengan berbagai teknik:

teknik pijit (

pinchin

g), teknik pilin (

coiling

), teknik lempeng (

slab

building

), teknik putar

(throwing

), dan teknik cetak (

mold

).

Tekan kebawah,

kemudian dorong

kedepan

Lakukan beberapa

kali hingga tanah liat

bercampur secara

homogen

Diangkat dan tekan ke

bawah secara terus-

menerus (gerakan

pengulian spiral)

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.19

Pengulian tanah liat

Pengulian silang

lapisan tanah liat yang

bercampur dua atau

lebih bahan yang

berbeda.

Tanah dipotong tengah

menggunakan kawat

pemotong

Satu bagian tanah

diangkat dan dibanting

diatas potongan tanah

Lakukan proses

mengiris dan

membanting secara

berulang

Irislah tanah liat. Bila

proses ini berjalan bagus

maka bagian irisan

tampak merata dan

bebas udara

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.20

Pengirisan tanah liat

29

Prakarya dan Kewirausahaan

a.

Alat bantu

1)

Butsir kawat (

wire

modelling tools

)

Untuk merapikan,

menghaluskan,

mengerok,

membentuk detail, dan mem-

buat tekstur benda kerja.

Ukuran panjang 22 cm, bahan

kawat

stainless steel

, yang

diikatkan pada tangkai kayu

(yang sering dipakai kayu

sawo).

2)

Butsir kayu (

wood

modelling tools

)

Untuk menghaluskan,

mem-

bentuk detail, merapikan, mem-

buat dekorasi, merapikan dan

menghaluskan benda kerja.

Ukuran panjang 22 cm lebar 3

cm, terbuat dari bahan kayu

sawo.

3)

Kawat

pemotong

(

wire cutter

)

Untuk memotong ujung bibir,

dasar benda kerja, dan memo-

tong tanah liat plastis. Ukuran:

panjang kawat 40 cm, panjang

tangkai 6 cm, bahan kawat

stainless steel

.

4)

Pisau pemotong

(

felting knife

)

Untuk memotong, mengiris

lempengan tanah liat. Ukuran;

panjang total 17 cm, mata pisau

8.5 cm.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.21

Butsir kawat

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.22

Butsir kayu

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.23

Kawat

pemotong

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.24

Pisau

pemotong

30

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

5)

Potter rib/throwing

ribs/rubber palletes/

steel palletes

Untuk menghaluskan

dan

membentuk permukaan luar

benda kerja. Ukuran: 10 x 6

cm, tebal 0,4 cm, bahan: kayu,

plat

stainless

, karet.

6)

Spons (

sponges

)

Untuk menyerap kandungan

air

, menghaluskan benda kerja,

dan membersihkan

handtool,

cetakan gips pada waktu

pencucian. Ukuran: diameter 8

cm dan tebal 6 cm, bahan busa.

7)

Jarum (

needles

)

Untuk memotong bibir, menusuk

gelembung udara, dan menggores

permukaan benda kerja. Ukuran:

panjang total 14 cm, mata jarum

4 cm.

8)

Kuas kecil

Untuk mengolesi lumpur tanah

pada bagian

benda yang akan

disambung, mengolesi larutan

pemisah pada model dan

cetakan gips.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.25

Potter rib

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.26

Spons

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.27

Jarum

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.28

Kuas kecil

31

Prakarya dan Kewirausahaan

b.

Alat Pokok

1)

Rol kayu

Untuk membuat lempengan ta-

nah,

dengan panjang rol kurang

lebih 45 cm dan diameter 6 - 8

cm. Kedua sisinya dilengkapi

dengan pegangan kayu yang

panjangnya 50 cm dan tebal 0,5

- 0,7 cm dan lebar sekitar 3 cm.

2)

Pahat

Untuk meratakan dan memben-

tuk. Bentuk mata pisau pahat

bervariatif sesuai fungsi ma-

sing-masing. Ukuran panjang

total 23 cm, panjang

pahat 12

cm dan tebal 0,4 cm.

c.

Perlengkapan

1)

Timbangan

Untuk menimbang

bahan

tanah liat plastis dan gips

yang dibutuhkan. Kapasitas

disesuaikan dengan jumlah

bahan yang akan diolah.

Ukuran: kapasitas maksimal 5

kg.

2)

Ember

Untuk tempat

air pada waktu

proses pembentukan benda

kerja. Ukuran: kapasitas 5

liter.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.29

Rol kayu

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.30

Pahat

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.31

Timbangan

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.32

Ember

32

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

3)

Baskom

Untuk tempat pembuatan adonan

(massa)

gips. Ukuran: kapasitas

3 liter.

4)

Alas pembentukan

Untuk alas

pembentukan benda

keramik, benda model, pada

waktu proses pembentukan

benda. Ukuran: diameter 20

cm, 25 cm, dan 30 cm.

5)

Wh

irler/Banding

wheel

Untuk alas pada waktu proses

pembuatan benda keramik

dan model. Ukuran: diameter

25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm.

Bahan: alumunium.

6)

Papan cetakan

Untuk membuat batas cetakan

gips yang berbentuk kotak.

Ukuran:

25 cm x 25 cm, 30

cm x 25 cm, 40 cm x 25 cm

dengan tebal 1.5 cm. Bahan:

papan kayu.

(

Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.33

Baskom

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.34

Alas

pembentukan

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.35

Whirler

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.36

Papan

cetakan

33

Prakarya dan Kewirausahaan

7)

Linolium bisa

juga

dengan lembaran

seng

Untuk membuat batas cetakan

gips yang berbentuk lingkaran

(

silindris

).

8)

Sekop

Untuk mengambil material

gips. Bahan

dari metal atau

plastik.

9)

Gelas ukuran

Untuk mengukur banyaknya

air yang digunakan dalam

proses

pembuatan massa

gips. Ukuran: volume 1 liter.

10)

Kertas ampelas

waterproof

Untuk menghaluskan

model

gips dan cetakan gips yang

telah jadi. Ukuran: nomor 400

dan 1000.

11)

Mangkok plastis

Untuk tempat air atau slip

tanah liat. Ukuran: diameter

15 cm dan tinggi 9 cm, bahan;

plastik.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.37

Linolium

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.38

Sekop

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.39

Gelas ukuran

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.40

Kertas

ampelas

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.41

Mangkok

plastik

34

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Lembar Kerja 4

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

Menganalisis Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak

Tugas Kelompok-LK 4

Observasi Industri Kerajinan dari Bahan Lunak.

1)

Kunjungilah sebuah

industri kerajinan dari bahan tanah liat

yang terdapat di daerah sekitar tempat tinggalmu. Apabila

tidak ditemukan, kamu dapat mengunjungi industri kerajinan

dari bahan lunak lainnya.

2)

Lalu, tulislah sebuah laporan.

3)

Presentasikan di depan kelas.

Nama Usaha

:

Alamat

:

Jenis Produk

Kerajinan

:

Bahan

:

Alat

:

Proses Produksi

:

Foto-Foto

:

35

Prakarya dan Kewirausahaan

3.

Proses Produksi Kerajinan Tanah Liat

Secara umum, pembentukan benda keramik dengan teknik

cetak dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu: membentuk dengan

teknik cetak tekan dan membentuk dengan teknik cetak tuang.

Membentuk benda keramik dengan kedua teknik cetak tersebut

dilakukan dengan proses pembuatan model, pembuatan cetakan

dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat plastis

maupun tanah liat tuang (

slip

).

Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak merupakan salah

satu teknik yang memiliki keunggulan dalam proses produksi

yaitu: bentuk dan ukuran benda keramik sama, dapat diproduksi

dalam jumlah banyak/massal, dan waktu yang relatif lebih cepat.

Saat ini banyak pengrajin keramik di Indonesia yang memproduksi

peralatan rumah tangga, barang interior, saniter, alat teknik dan

elektronik banyak menggunakan teknik cetak, baik cetak tekan

maupun cetak tuang yang lebih rumit dan canggih. Teknik ini juga

makin berkembang di perajin keramik dengan bentuk-bentuk

yang unik yang akan menarik konsumen.

Gips sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan harus

benar-benar dipilih dengan baik dalam arti gips tersebut memenuhi

persyaratan untuk dibuat cetakan. Persyaratan itu di antaranya

adalah butiran gips halus, apabila dicampur air, cepat hangat dan

mengeras serta memiliki daya serap tinggi (

porous

) terhadap slip

tanah liat. Hal ini dimaksudkan agar slip tanah liat yang dituang

di dalam cetakan gips akan mudah diserap dan menempel

pada cetakan gips secara merata dan membentuk dinding

benda keramik. Dengan demikian, tanah liat akan menyusut

dan terlepas dari dinding cetakan gips sehingga mempermudah

melepas benda dari cetakan gips. Perbedaan kualitas gips dapat

dilihat dari: kekerasan bahan gips, perbandingannya dengan air,

dan lamanya reaksi dengan air.

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah

ketepatan campuran air dan gips. Apabila dalam campuran

adonan gips terlalu banyak air, hasil cetakan gips menjadi lama

mengeras dan lunak. Sebaliknya, kalau terlalu sedikit air, hasil

cetakan gips menjadi lebih cepat mengeras.

a.

Keselamatan Kerja Produksi Kerajinan Tanah Liat

Keselamatan

kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal

ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan

kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik

dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.

Jangan lupa setelah proses pekerjaan selesai, bersihkan semua

peralatan dan simpan pada tempat semestinya. Pastikan ruang

kerja supaya tetap bersih, rapi, dan sehat.

36

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam proses

produksi kerajinan dari bahan lunak antara lain seperti berikut.

b.

Peralatan Pembentukan Tanah Liat dengan Teknik Cetak

Untuk membuat model teknik cetak tuang, diperlukan beberapa

jenis peralatan berikut.

1)

Butsir kayu (

wood modelling tools

)

2)

Pisau

3)

Kuas

4)

Spons (

sponges

)

5)

Alas pembentukan

6)

Baskom

7)

Ember

8)

Timbangan

9)

Whirler/banding wheel

10)

Papan cetakan

11)

Linoleum

12)

Sekop

13)

Gelas ukuran

14)

Kertas ampelas

waterproof

Masker

Untuk melindungi hidung dan

mulut pada waktu melaku-

kan proses penyiapan massa

gips.

Sarung Tangan Plastik

Untuk melindungi tangan pada

waktu melakukan proses

penyiapan massa gips.

Pakaian Kerja

Untuk melindungi badan

pada waktu melakukan

proses pembentukan

benda keramik dan

penyiapan massa gips

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.42

Perlengkapan keselamatan kerja

37

Prakarya dan Kewirausahaan

c

.

Bahan Pembentukan Tanah Liat dengan T

eknik Cetak

Secara umum bahan yang digunakan dalam pembentukan karya

kerajinan keramik dengan teknik cetak adalah seperti berikut.

1)

Tanah liat plastis

Digunakan

untuk membentuk benda, alas model yang

berfungsi sebagai penutup sebagian dari model.

2)

Slip tanah liat

Bahan yang digunakan untuk membentuk benda keramik

dengan teknik cetak tuang.

3)

Tanah liat model

Bahan

tanah liat yang berwarna abu-abu digunakan untuk

membuat model bentuk bebas, baik untuk cetak tekan

maupun cetak tuang. Bahan ini memiliki sifat-sifat yang

plastis, namun tidak mudah retak

4)

Gips

Digunakan

untuk membuat cetakan benda keramik atau

membuat model. Untuk memperoleh hasil yang baik perlu

proses pencampuran gips dan air secara benar. Untuk

campuran antara air dan gips biasanya 1 liter air untuk 1,25

kg. gips atau dapat juga digunakan perbandingan secara

kasar, namun praktis sekitar 1 bagian gips : 1 bagian air.

Gips yang baik akan mengeras sekitar 13-20 menit setelah

penuangan dan akan terasa hangat.

4)

Larutan pemisah

Larutan pemisah

merupakan campuran dari sabun dan

minyak kelapa dengan perbandingan 1 : 1 dan dipanaskan.

Fungsi larutan pemisah adalah untuk melapisi model dan

cetakan gips sehingga model dengan cetakan gips dapat

dengan mudah dipisahkan

d.

Penyiapan Gips untuk Teknik Cetak

Gips sebagai bahan untuk membuat model atau cetakan

perlu dipersia

pkan dengan baik karena gips yang dicampur air

akan bereaksi yang menyebabkan gips menjadi keras. Proses

penyiapan gips yang baik dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

38

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

e.

Proses Penyiapan Model untuk Teknik Cetak

Proses penyiapan

model pada pembuatan keramik teknik cetak

dapat mengambil dari karya jadi, misalnya topeng kayu atau

keramik. Atau, dapat juga membuat model sendiri sesuai dengan

keinginanmu. Berikut ini diberikan contoh pembuatan model

hiasan dinding berupa topeng wajah manusia.

Taburkan gips yang telah

ditimbang secara merata

ke dalam ember yang telah

berisi air. Lakukan secara

bertahap sedikit demi

sedikit dengan gips masih

berbentuk tepung.

Timbang berat bahan gips

menggukan timbangan

yang sesuai dengan

perbandingan berat atau

volume air yang telah

ditentukan.

Tuang air bersih ke dalam

ember plastik menggunakan

gelas ukuran sesuai dengan

ukuran atau volume yang telah

ditentukan sesuai kebutuhan.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.43

Pencampuran gibs dan air

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.44

Mempersiapkan adonan gips

Kontrol kepekatan adonan

gips tersebut, usahakan

jangan terlalu cair atau seba-

liknya terlalu pekat sehingga

adonan gips siap dituang

dalam cetakan.

Masukkan gips ke dalam air

hingga tampak sedikit gips

muncul di atas permukaan

air. Biarkan hingga 1-2

menit, agar air meresap

dalam gips.

Aduk menggunakan tangan

secara pelan-pelan hingga

ke bagian dasar agar gips

tersebut tercampur rata

dengan air menjadi adonan

gips yang hangat.

39

Prakarya dan Kewirausahaan

Secara umum, ada dua teknik cetak pada pembentukan karya

keramik, yaitu teknik cetak tekan dan teknik cetak tuang.

f.

Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak T

ekan

Membentuk dengan teknik cetak tekan merupakan teknik

pembentukan benda keramik yang dilakukan dengan bantuan

cetakan gips satu sisi (cetakan tunggal) menggunakan bahan

tanah liat plastis dengan cara menekan bongkahan/lempengan

tanah liat plastis ke permukaan cetakan sehingga mengisi

cekungan atau bentuk cetakan. Hasilnya suatu bentuk benda

keramik yang sesuai bentuk cetakan gips.

Teknik cetak tekan menghasilkan produk yang terbatas

bentuknya, biasanya hanya bentuk-bentuk dua dimensi seperti

topeng, wadah sederhana, atau tile. Sudah dijelaskan bahwa

untuk pembentukan benda keramik dengan teknik cetak melalui

proses pembuatan model, pembuatan cetakan, dan pencetakan

benda keramik.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.45

Proses pembuatan model

Buatlah model secara global

menggunakan tanah liat model.

Bentuklah model secara

detail pada tiap bagiannya

kemudian haluskan

menggunakan spons.

Model cetakan satu

sisi untuk teknik cetak

tekan (padat) yang telah

selesai dan siap dicetak.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.46

Model, cetakan dan benda hasil cetakan

Model

Cetakan

Benda hasil cetakan

40

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak tekan (satu sisi)

dapat dilakukan dengan menggunakan cetakan cekung maupun

cetakan cembung. Hal yang penting untuk dihindari adalah benda

keramik hasil cetakan tidak menyangkut pada cetakan gips.

g.

Proses Pembuatan Cetakan untuk Teknik Cetak T

ekan

Teknik cetak tekan ini menggunakan cetakan satu sisi yang

hanya memiliki satu permukaan saja, merupakan bagian muka

dari benda keramik.

Gambar penampang cetakan

cekung dan hasil cetakannya

Gambar penampang cetakan cembung

dan hasil cetaknnya

Gambar penampang cetakan cekung yang

tidak ada sangkutannya

Gambar penampang cetakan tekan yang

ada sangkutannya

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.48

Menyiapkan papan cetakan

Letakkan model pada papan landasan,

kemudian olesi dengan larutan pemisah

agar model mudah dilepaskan dari

cetakan gips.

Pasang papan cetakan pada keempat sisi

model, dengan jarak kurang lebih 4 cm

dari model. Kemudian, berilah tanah liat

plastis pada bagian sambungan papan

cetakan agar adonan gips tidak keluar.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.47

Gambar penampang cetakan

41

Prakarya dan Kewirausahaan

h.

Proses Pencetakan dengan Teknik Cetak T

ekan

Proses pencetakan tanah liat dengan teknik cetak tekan

sebaiknya menggunakan tanah liat plastis. Tanah liat jangan

terlalu lembek karena akan menyulitkan untuk mendapatkan

bentuk yang tajam dan jelas. Tanah liat yang terlalu lembek akan

lengket pada cetakan gips sehingga sulit diambil. Selain itu, juga

jangan menggunakan tanah liat yang terlalu keras karena tanah

liat ini akan sulit untuk masuk ke dalam cekungan atau bentuk

cetakan gips, dan hasilnya akan retak-retak. Sebaiknya gunakan

tanah liat yang kondisinya plastis dan homogen.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.49

Proses pencetakan model

Tuang adonan gips pada

model, lakukan dengan hati-

hati agar seluruh permukaan

model tertutup adonan gips

dengan rata, biarkan adonan

gips tersebut mengeras.

Buka papan cetakan

setelah gips mengeras,

kemudian rapikan seluruh

permukaan cetakan gips

tersebut.

Buatlah adonan gips untuk

membuat cetakan gips.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.50

Cetakan gips yang jadi

Lepaskan model topeng tersebut dari

cetakan gips, cuci cetakan gips hingga

benar-benar bersih, kemudian jemur

hingga kering dan siap untuk digunakan.

Cetakan gips yang sudah jadi dan siap

digunakan untuk mecetak benda keramik.

42

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

i.

Proses Pembentukan dengan Teknik Cetak T

uang

Pembetukan benda keramik dengan teknik cetak tuang dilakukan

dengan pembuatan model terlebih dahulu. Jumlah cetakan gips

yang akan dibuat sangat bergantung pada bentuk modelnya,

bahkan kadang perlu dibuatkan anak cetakan untuk menjangkau

detail bentuk yang rumit. Cetakan dua sisi atau lebih ini dibuat

apabila benda yang akan dicetak tidak mungkin menggunakan

cetakan satu sisi atau tunggal.

Letakkan cetakan pada papan landasan

di atas

banding wheel

, masukkan tanah

liat plastis ke dalam cetakan topeng,

kemudian tekan pelan-pelan agar

tanah liat tersebut masuk pada bagian

cetakan gips.

Tekan pelan-pelan tanah liat plastis

tersebut secara merata pada bagian

cetakan gips, bentuk bagian dalam

benda mengikuti bentuk cetakan

agar benda hasil cetakan memiliki

ketebalan yang relatif sama.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.51

Proses pencetakan teknik cetak tekan

Lepaskan benda keramik hasil

cetakan dari cetakan gips.

Angin-anginkan benda hasil cetakan

kemudian keringkan agar siap diba-

kar biskuit.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.52

Proses akhir pencetakan teknik tekan

43

Prakarya dan Kewirausahaan

Berikut contoh beberapa model yang merupakan bentuk tiga

dimensi.

Teknik cetak tuang (cetakan satu sisi atau lebih) menghasilkan benda

keramik berbentuk tiga dimensi, jumlah cetakan untuk sebuah benda

keramik sangat bergantung pada jenis benda yang dibuat. Misal:

Topeng hias, satu cetakan

Mangkok, dua cetakan dengan dua bagian cetakan.

Cangkir, tiga cetakan, yaitu cetakan cangkir 2 cetakan dan

cetakan

handle/

tangkai 1 cetakan.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.54

Karya kerajinan binatang dari gips

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.53

Karya teknik cetak tuang

44

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Beberapa prinsip pembuatan cetakan dua sisi atau lebih:

1)

Peralatan

Untuk dapat membuat model teknik cetak tuang diperlukan

beberapa jenis peralatan antara lain:

Butsir kayu (

wood modelling tools

)

Pisau kuas

Spons (

sponges

)

Alas pembentukan

Baskom/ember

Timbangan

Whirler/banding wheel

Papan cetakan

Linoleum

Sekop

Gelas ukuran

Kertas ampelas

waterproof

Gambar penampang model yang

tertutup semua oleh cetakan gips

sehingga benda model tidak dapat

dibuka.

Gambar penampang garis pembagi

model yang tidak tepat di tengah se-

hingga benda model terkait di dalam

cetakan gips.

Gambar penampang garis pembagi

model yang tidak tepat di tengah se-

hingga benda model terkait di dalam

cetakan gips.

Gambar penampang garis pembagi

model yang tepat di tengah

sehingga benda model tidak terkait

di dalam cetakan gips.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.55

Pembuatan cetakan dua sisi atau lebih

45

Prakarya dan Kewirausahaan

2)

Bahan

Slip

Tanah liat

T

anah liat model

Gips

Larutan pemisah

j.

Proses Pembuatan Model dengan Teknik Cetak T

uang

Berikut dijelaskan tentang proses pembuatan model untuk

tahapan berkarya kerajinan keramik dengan teknik cetak tuang.

k.

Proses Pembuatan Cetakan Gips

Berikut ini merupakan proses pembuatan

cetakan gips untuk alat

cetak pada proses produksi kerajinan dengan teknik cetak tuang.

Buatlah bentuk model

binatang secara global

menggunakan tanah liat

model.

Bentuk model binatang

secara detail pada tiap

bagiannya menggunakan

butsir.

Haluskan permukaan betuk

model binatang dengan

spons agar siap dicetak.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.56

Pembuatan model untuk cetak tuang

Tentukan garis bagi pada

model untuk menentukan

belahan cetakan gips dan

tentukan lubang penge-

coran untuk menuang

slip tanah liat. Lakukan

dengan benar agar tidak

terjadi kaitan pada waktu

pencetakan.

Buatlah

backing

pada model

binatang menggunakan

tanah liat plastis sesuai

dengan garis bagi model

yang telah dibuat. Olesi

model dengan larutan

pemisah.

Tutuplah model dan

backing

menggunakan

lenoleum

untuk membuat

cetakan gips yang

pertama, tentukan

ketebalan cetakan gips

yang akan dibuat (kurang

lebih 6 cm).

46

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

l.

Proses Cetak T

uang

Ikat

lenoleum

menggunakan

karet dan berilah pilinan tanah

liat pada bagian dasar agar

tidak ada adonan gips yang

keluar.

Buat adonan massa gips

dengan ukuran yang

sesuai dengan ketebalan

cetakan yang akan

dibuat.

Tuang adonan gips ke

dalam cetakan model

secara hati-hati dan merata

pada seluruh permukaan

model dan tunggu hingga

gips mengeras.

Buka

lenoleum

cetakan

dan

backing

tanah liat dari

model, buatlah beberapa

lubang untuk kunci

cetakan gips, kemudian

bersihkan. Olesi gips pada

bagian belahan cetakan

menggunakan larutan

pemisah agar setiap

cetakan gips dapat dilepas/

dibuka dengan mudah

Pasang

lenoleum

cetakan

untuk membuat cetakan

gips sisi lainnya, kemudian

olesi dengan larutan

pemisah Ikat

lenoleum

dengan karet dan berilah

pilinan tanah liat pada

bagian dasar agar tidak

ada adonan gips yang

keluar.

Buat adonan gips dan

tuang pada model secara

hati-hati dan merata pada

seluruh permukaan model,

tunggu hingga cetakan

gips menjadi keras.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.57

Pembuatan cetakan gips

Buka

lenoleum

dari

cetakan, kemudian

bersihkan dan jemur

hingga kering.

Buka

lenoleum,

kemudian

buka cetakan gips dengan

hati-hati.

Satukan cetakan, kemudian

buatlah tirus menggunakan

tanah liat plastis untuk

membuat lubang cetakan

gips. Pasang

lenoleum

kemudian buat adonan gips

dan tuang ke dalam cetakan

untuk membuat cetakan gips

berikutnya.

47

Prakarya dan Kewirausahaan

Produk Kerajinan Tanah Liat

Berikut ini merupakan proses akhir dari proses produksi karya

kerajinan tanah liat (keramik) dengan teknik cetak tuang.

Tugas Individu-LK 5

1.

Jelaskan keselamatan

kerja pada produksi kerajinan tanah

liat.

2.

Jelaskan peralatan dan bahan yang diperlukan

pada

pembuatan karya kerajinan dari tanah liat.

3.

Jelaskan proses penyiapan dan pembuatan gips untuk teknik

cetak.

4.

Jelaskan proses penyiapan model untuk teknik cetak.

5.

Jelaskan perbedaan

proses pembentukan dengan teknik

cetak tekan dan cetak tuang.

Tuang

slip

tanah liat ke

dalam cetakan hingga penuh

lakukan berulang-ulang

hingga mencapai ketebalan

benda yang diinginkan. Tuang

balik

slip

tanah liat dari dalam

cetakan, kemudian letakkan

cetakan dalam posisi terbalik

agar sisa-sisa

slip

tanah liat

dapat mengalir

Siapkan cetakan yang

telah kering, kemudian

satukan dan ikat

menggunakan karet

Siapkan

slip

tanah liat,

sebelum digunakan.

Aduklah menggunakan

mixer

tangan agar

menjadi homgen.

Lepaskan karet pengikat,

buka cetakan gips apabila

benda hasil cetakan

sudah dapat dilepaskan.

Ambil benda keramik hasil

cetakan rapikan bagian

sambungan, kemudian

haluskan permukaan

benda menggunakan

spons basah.

Angin-anginkan benda

keramik tersebut,

kemudian keringkan

hingga siap dibakar

biskuit.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.58

Proses pencetakan

48

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

C. Produksi Kerajinan Busana dari Bahan Alami

Istilah

busana

berasal dari bahasa Sanskerta yaitu

bhusana

dan

istilah yang popular dalam bahasa Indonesia, yaitu “busana” yang

dapat diartikan “pakaian”. Busana dalam pengertian luas adalah

segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki

yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si

pemakainya.

Busana mutlak ialah busana yang tergolong busana pokok seperti

baju, rok, kebaya, blus, rompi. Milineris ialah pelengkap busana yang

sifatnya melengkapi busana mutlak serta mempunyai nilai guna di

samping juga untuk keindahan seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki,

kacamata, selendang, scraf, shawl, jam tangan. Aksesoris ialah

pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah keindahan

sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, dan bross.

Indonesia terdiri atas berbagai suku. Setiap daerah mempunyai

keunikan tersendiri, baik dalam bahasa, makanan khas, acara adat

istiadat, dan baju adat/busananya. Baju adat tradisional adalah baju

adat yang dipakai dan dimiliki oleh berbagai suku di Indonesia. Baju

adat memiliki ciri tersendiri dari baju pada umumnya karena baju

ini melambangkan identitas dari daerah yang memilikinya. Banyak

aspek yang digunakan untuk menentukan suatu busana menjadi

baju adat, misalnya aspek normatif seperti agama atau aspek

kondisi dan letak geografis dari daerah tersebut. Adakalanya faktor

ekonomi dan mata pencaharian masyarakat suatu daerah tertentu

juga memengaruhi baju adat tradisionalnnya. Baju adat tradisional

tidak hanya mencerminkan budaya suatu daerah tertentu tetapi juga

mencerminkan nilai sejarah awal mula daerah tersebut.

Berbagai macam busana adat di wilayah Indonesia diharapkan akan

menjadi inspirasi dalam menciptakan karya busana dari bahan serat

alami. Dengan demikian kamu akan memiliki kebanggaan terhadap

karya tradisi Indonesia sekaligus memanfaatkan kekayaan alam

Indonesia menjadi produk busana unggulan dan bermutu.

Proses pembuatan kerajinan rompi dari bahan alami ini merupakan

alternatif dalam berkarya kerajinan busana. Kamu boleh mencari

alternatif busana lainnya disesuaikan dengan kondisi yang ada di

daerah masing-masing.

Prosedur pembuatan busana rompi dari bahan alami dapat

digambarkan pada diagram berikut ini:

Rompi dari Bahan Alami

Bahan

Pendukung

Merancang

Alat

Pendukung

Keselamatan

kerja

Proses

Kerja

49

Prakarya dan Kewirausahaan

Berikut penjelasan prosedur pembuatan kerajinan rompi dari serat

alam.

1.

Merancang Produksi Busana dari Bahan Alami

Istilah rancan

gan sering kita kenal dengan sebutan ”desain ”. Jadi

membuat rancagan berarti desain awal dalam membuat sebuah

produk sebelum dibuat. Pembuatan desain karya kerajinan rompi

dari bahan alam ini dapat menggunakan bahan kertas dan koran

dengan alat pencil dan spidol.

2.

Bahan Pendukung Produksi Busana dari Bahan Alami

Bahan

yang digunakan untuk membuat kerajinan rompi dari serat

alami harus diperhatikan baik dari jenis serat alam ataupun dari

kualitasnya karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari

produk yang akan dibuat.Jenis serat alam yang sering digunakan

untuk kerajinan busana adalah karung goni. Untuk memudahkan

pengerjaannya pilihlah karung goni yang sudah siap pakai,

biasanya dijual di toko kerajinan. Apabila di daerah kamu tidak

ditemukan bahan karung goni, kamu dapat menggunakan

alternatif bahan alam lainnya. Untuk lapisan dalam supaya

nyaman dipakai, kamu dapat menggunakan kain misalnya kain

kantong gandum.

Untuk membuat kancing baju rompi kamu dapat memanfaatkan

batok kelapa. Hiasannya kamu dapat menggunakan biji-bijian

atau bahan alami lainnya. Benang yang digunakan untuk menjahit

sebaiknya menggunakan warna yang kontras dengan warna

karung goni, misalnya menggunakan benang kasur warna putih.

3.

Alat Pendukung Produksi Busana dari Bahan Alami

Peralatan

yang digunakan harus standar dan sesuai dengan

fungsinya. Berikut ini merupakan contoh peralatan yang digunakan

untuk pembuatan kerajinan rompi dari serat alam: mistar

segitiga, pensil,

spidol, jarum, dan gunting.

4.

Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupa

kan sikap pada saat kita bekerja. Hal

ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan

kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik

dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.

Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam pembuatan

rompi ini antara lain seperti berikut.

a.

Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu

tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi

udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.

50

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

b.

Pakailah pakaian kerja, untuk melindungi

dan menghindari

kotoran pada saat bekerja.

c.

Jika sedang bekerja, tidak diperkenankan

bergurau/

bercanda karena dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan

kerja.

d.

Jika sudah selesai

bekerja, diwajibkan untuk membersihkan

kotoran, kemudian mengembalikan peralatan pada

tempatnya.

5.

Proses Kerja Produksi Busana dari Bahan Alami

Proses kerja dilakukan

sesuai prosedur yang benar sehingga

dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan

hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja

yang harus dilakukan ketika pembuatan

kerajinan rompi:

a.

Membuat Rancangan/Pola Gambar

Sebelum menentukan benda kerja/

produk, terlebih

dahulu mendesain

karya rompi yang akan dibuat.

Pelajarilah beberapa pola pakaian

khususnya rompi. Hal ini dapat diawali

dengan belajar membuat sketsa-sketsa

desain yang paling sederhana, yaitu

dengan membuat pola rompi sederhana

dengan mengambil ide dan gagasan

dari karya seni tradisi Indonesia.

b.

Penyiapan Bahan

Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapka

n karung

goni dan kain lapisan dalam yang akan dijahit sesuai ukuran

yang ditentukan. Menyiapkan kancing baju, benang, dan

perhiasan lainnya.

(Sumber: Dokumen

Kemdikbud)

Gambar 1.59

Membuat

desain/pola gambar

Bahan karung goni

Bahan kain kantong gandum

51

Prakarya dan Kewirausahaan

c.

Penyiapan Alat

Prinsip kegiatan penyiapan

alat adalah memilih alat yang akan

digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai

sehingga benar-benar siap digunakan untuk bekerja.

Benang kasur dan jarum

Kancing dari batok

kelapa

Hiasan dari sabut

pinang

Hiasan dari berbagai macam biji-bijian alami

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.60

Aneka ragam bahan pembuatan rompi dari bahan alami

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.61

Gunting kain, spidol dan penggaris segitiga

52

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

d.

Memotong Sesuai Pola Gambar

Setelah proses mendesain selesai,

langkah selanjutnya adalah memotong

pola gambar di atas karung goni dan

kain kantong gandum. Caranya: pola

yang sudah dibuat diletakkan di atas

kain kantong gandum dan karung

goni, kemudian dipotong secara

bersama-sama.

e.

Menjahit

Proses ini merupakan proses menjahit

secara manual dengan

benang dan jarum kasur. Caranya: menata secara rapi karung

goni pada bagian luar dan kantong gandum pada bagian

dalam, kemudian dijahit secara manual dengan motif tertentu.

f.

Memasang Kancing Baju

Proses memasang kancing baju dilakukan secara manual,

dengan memanfaatkan kancing baju dari bahan alami batok

kelapa yang dibentuk seperti kancing baju.

(Sumber: Dokumen

Kemdikbud)

Gambar 1.62

Memotong

pola di atas karung goni dan

kantong gandum

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.63

Menjahit secara manual pada tepi rompi

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.64

Memasang kancing baju rompi

53

Prakarya dan Kewirausahaan

g.

Membuat Hiasan pada Rompi

Setelah selesai proses pemasangan kancing, rapikan benang-

benang, serabut karung goni agar rompi tampak rapi dan

bersih. Kemudian, tempelkan hiasan dengan

menggunakan

lem pada permukaan rompi tersebut. Hiasan dapat diambil

dari bahan alami misalnya biji-bijian kering, dan serat/serabut

tumbuh-tumbuhan.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.65

Memasang hiasan pada rompi

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.66

Hasil akhir karya rompi

Tugas Individu-LK 6

1.

Buatlah rancangan kerajinan busana dari bahan alami.

2.

Jelaskan bahan

dan alat pada proses produksi kerajinan

busana dari bahan alami.

3.

Jelaskan keselamatan

kerja pada proses pembuatan produksi

kerajinan busana dari bahan alami.

4.

Jelaskan proses kerja pada

pembuatan produk kerajinan

busana dari bahan alami.

54

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

D.

Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan

Lunak

Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus

yang berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-

kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.

Tujuan pengemasan karya kerajinan, antara lain seperti berikut.

Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.

Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari

produsen ke konsumen.

Kemasan dapat mendukung program pemasaran.

Melalui kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif

dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk

pesaing.

Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba

perusahaan.

Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan

semenarik mungkin.

Manfaat pengemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut.

Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, men-

arik, dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh

cuaca.

Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan

membedakan produknya (ciri pembeda produk).

Kemasan yang menarik dapat memikat dan menarik perha

-

tian konsumen (menambah daya tarik produk).

Kemasan dapat menambah nilai jual produk.

Jenis bahan kemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut.

1.

Kemasan Kertas

Kemasan kertas

merupakan kemasan fleksibel yang

pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium

foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan

mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan

logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan

penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas

untuk mengemas adalah sifanya yang sensitif terhadap

air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara

lingkungan. Berikut contoh kemasan dari bahan kertas.

55

Prakarya dan Kewirausahaan

2.

Kemasan Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas

tertua yang diketahui

oleh manusia dan secara tradisional digunakan untuk

mengemas berbagai macam produk padat seperti barang

antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan

baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di

negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam

jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk

pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah

karena makin langkanya hutan penghasil kayu.

Desain kemasan kayu bergantung pada sifat dan berat

produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan, dan

kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan

kekuatan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti,

tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi

berbagai komoditas dalam perdagangan internasional.

Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering

dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik

dari risiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan

sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain

yang ada di dalamnya.

Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan proses

alternatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk

membuat kemasan yang lebih ekonomis.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.67

Kemasan dari bahan kertas

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.68

Kemasan dari kayu

56

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

4.

Kemasan Plastik

Kemasan yang paling banyak kita temui adalah

kemasan

plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal

adalah

polietilen, polipropilen, poliester, nilon,

dan

vinil film

.

Enam puluh persen penjualan plastik yang ada di dunia

menggunakan kemasan plastik

polistiren, polipropilen,

polivinil klorida,

dan

akrilik

. Produk kerajinan banyak

menggunakan kemasan plastik jenis

akrilik.

Akrilik adalah

nama

kristal termoplastik

yang jernih dengan nama

dagang

Lucie, Barex

dan

Plexiglas.

Beberapa sifat akrilik

adalah kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap

oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak

digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras, dan

dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Berikut

contoh kemasan dari bahan plastik.

Produk karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya

dikemas dengan baik agar terlihat lebih menarik dan

terlindung dari kerusakan. Kemasan dibuat dengan

memperhatikan jenis bahan dan bentuk produk

kerajinannya. Kemasan untuk produk kerajinan yang

terbuat dari bahan alam dapat diberi silica antijamur yang

dapat dibeli di toko kimia. Kemasan tidak hanya disiapkan

untuk karya kerajinan yang dijual, tetapi juga karya kerajinan

yang akan dipamerkan. Bahan untuk kemasan bisa dibuat

dari bahan alam, maupun bahan sintetis. Misalnya karya

keramik diberi kemasan kotak kayu, aksesori batu diberi

wadah kotak dari kardus, perhiasan perak diberi wadah

kotak berlapiskan bludru, dan sebagainya.

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.69

Kemasan plastik

(Sumber: Dokumen Kemdikbud)

Gambar 1.70

Contoh produk kemasan

57

Prakarya dan Kewirausahaan

E. Perawatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Produk kerajinan perlu perawatan yang baik dan benar. Berikut

dijelaskan alternatif perawatan produk kerajinan tanah liat dan

serat alami.

1.

Perawatan Kerajinan Tanah Liat

Perkembangan

produk kerajinan dari tanah liat sekarang

banyak berupa kerajinan keramik. Berikut salah satu cara

perawatan kerajinan keramik.

a.

Cuci keramik dengan air sabun yang hangat, kemudia

n lap

keramik sampai kering.

b.

Jangan pernah menump

uk peralatan keramik karena

akan merusak warna dan motif, pastikan ada ruang dalam

penataan antara keramik yang satu dan keramik yang

lainnya. Hal ini untuk menghindari adanya gesekan pada

keramik yang akan mengakibatkan retak atau cacat.

c.

Selain melalui

perawatan di atas, dapat juga digunakan

belimbing wuluh. Belimbing wuluh memiliki kadar asam

yang tinggi sehingga mampu menghilangkan noda pada

paralatan apa pun yang terbuat dari keramik. Pilih belimbing

wuluh yang matang, jangan terlalu tua supaya khasiatnya

maksimal. Jika menggunakan belimbing wuluh yang tua,

kadar asamnya sudah berkurang. Untuk melakukannya,

bahan yang diperlukan adalah belimbing wuluh (sayur),

sikat plastik atau sikat gigi, lap kering atau basah, sabun

colek, dan sarung tangan plastik. Kupas bagian dalam

belimbing wuluh. Setelah itu, gosokkan ke permukaan

keramik secara merata, lalu diamkan selama 10 menit

supaya kadar asamnya bekerja. Bersihkan keramik

dengan menggunakan sikat plastik dan gosokan satu

arah baik horizontal ataupun vertikal sampai semua noda

terangkat. Lap keramik dengan kain basah atau kering,

lap secara perlahan dan sedikit ditekan sehingga keramik

akan bersih kembali. Hindari penggunaan air sewaktu

menggosok belimbing wuluh di permukaan keramik karena

air akan mengurangi kadar asamnya. Pada perawatan

keramik, kadar asam yang tinggi sangat diperlukan untuk

mengembalikan kilau dan bersihnya keramik.

58

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

2.

Perawatan Kerajinan Serat Alami

Produk kerajinan

dengan bahan dari serat alami seperti:

serat jerami, enceng gondok, pandan, mendong, dan

sebagainya, memerlukan perawatan yang baik dan tepat

karena produk kerajinan dari serat alami mudah rusak.

Berikut beberapa cara untuk merawat benda kerajinan yang

terbuat dari serat alami.

a.

JIka noda tidak berlebiha

n, jangan dicuci. Bahan-bahan

serat alami ketika di musim lembab atau hujan biasanya

timbul lapisan-lapisan seperti debu berwarna abu-abu

keunguan. Lapisan debu ini adalah jamur yang dapat

tumbuh ketika bahan serat alami mulai lembab/basah.

Untuk membersihkan noda tersebut cukup dengan

menjemurnya kemudian sikatlah dengan sikat yang kering.

b.

Semua bahan yang berasal dari serat alami biasanya cepat

mudah rusak jika terlalu lama terkena air

. Ketika barang-

barang kamu kotor, usahakan jangan dicelup, terlebih lagi

merendamnya. Kandungan air yang terlalu banyak pada

bahan serat alami membuat bahan tersebut menjadi cepat

rusak.

c.

Ketika membersihkan debu/kotoran pada benda kerajinan

dari serat

alami, gunakan sikat yang lembut, dan sikatlah

hanya pada bagian yang kotor saja.

d.

Deterjen untuk mencuci

pakaian mengandung bahan yang

terlalu keras. Jika digunakan untuk bahan dari serat alami,

deterjen dapat membuat bahan menjadi rusak. Gunakan

sabun mandi atau sampo, tetapi jangan terlalu banyak.

Gunakan sabun hanya pada bagian yang kotor saja.

e.

Panas matahari yang menyengat dapat membuat bahan

menjadi berubah

seperti berubah bentuk, ukuran, atau

warna. Ketika mencuci barang-barang berbahan serat

alami, jangan menjemurnya dalam keadaan matahari yang

terlalu terik. Seperti layaknya baju, kerajinan berbahan

serat alami bisa cepat pudar jika terkena matahari langsung

terlalu lama. Ada juga beberapa bahan yang dapat berubah

bentuk maupun ukuran jika terlalu lama dijemur.

f.

Ketika tidak dipakai atau digunakan,

simpanlah barang-

barang tersebut di lemari atau tempat lain yang tidak

lembab. Atau, masukkan/simpanlah barang-barang

tersebut ke dalam plastik dan bungkus dengan rapat.

Ruang yang sedikit udara akan menghambat tumbuhnya

jamur secara cepat sekaligus menjaga debu dan kotoran.

59

Prakarya dan Kewirausahaan

g.

Jangan lupa

memberikan pengawet bahan ke dalam

plastik sebelum menyimpannya.

Silica gell

diberikan sesuai

dengan jenis bahan serta tingkat pertumbuhan jamur yang

ditimbulkan. Jika bahan tersebut sangat mudah timbul

jamur, masukkan

silica gell

3-4 kantong kecil.

Lembar Kerja 7

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

Menganalisis Kemasan Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak

Tugas Kelompok-LK 7

Observasi Pengemasan Kerajinan dari Bahan Lunak.

1)

Amatilah kemasan produk kerajinan dari bahan serat

alami

yang terdapat di daerah sekitar tempat tinggalmu. Apabila

tidak ditemukan, kamu dapat mengunjungi industri kerajinan

dari bahan lunak lainnya.

2)

Lalu tulislah sebuah laporan.

3)

Presentasikan didepan kelas.

Jenis Kemasan Produk

Kerajinan

:

Bahan

:

Alat

:

Proses Produksi

:

Foto-Foto

:

60

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

F. Wirausaha di Bidang Kerajinan

1.

Kebutuhan Pasar Produk Kerajinan

Indonesia

sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun

budayanya. Komoditas produk negara Indonesia banyak

dikenal di mancanegara. Misalnya, furnitur dan kerajinan. Ada

banyak pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan

hidupnya dari usaha furnitur dan kerajinan tersebut, baik

yang sifatnya lokal maupun yang sudah

go internasional

.

Apalagi di daerah sekitar lokasi pariwisata sudah bisa

dipastikan banyak warga Indonesia yang berjualan produk

kerajinan. Indonesia memiliki banyak tempat wisata

dan menjadi prospek bisnis kerajinan yang sangat baik.

Produk kerajinan sangat banyak manfaatnya. Ada yang

digunakan untuk keperluan rumah tangga. Ada juga yang

hanya sekadar untuk hiasan. Bahkan, terkadang menjadi

cindera mata hingga menjadi barang yang memiliki prestise

yang tinggi bagi pemiliknya.

2.

Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan

Menganalisis

peluang usaha pada produk kerajinan

dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha

produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta untuk

mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa

lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu

menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan

memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi

dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam

persaingan.

Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan

pada ciri khas kerajinan dari setiap daerah. Pemetaan potensi

menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau

metode dalam melakukan pemetaan potensi usaha produk

kerajinan, baik secara kuantitaif maupun kualitatif.

Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan

internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT pada usaha

produk kerajinan didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang

efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (

strengths

)

dan peluang (

opportunities

), serta meminimalkan kelemahan

(

weaknesses

) dan ancaman (

threats

). Analisis ini didahului

oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk

menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan

terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah

yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk

61

Prakarya dan Kewirausahaan

kerajinan sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

dan peluang tetapi secara bersamaan dapat menimbulkan

kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan

strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam jangka

panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan

dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat.

Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pengusaha

kerajinan dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang

perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik

produksi kerajinan untuk mengidentifikasi faktor internal dan

eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha produk

kerajinan.

Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan

dalam menganalisis peluang usaha produk kerajinan, yaitu

sebagai berikut

a.

Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan

Menemukan jawaban

tentang apakah peluang usaha produk

kerajinan dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta

mampukah produk kerajinan tersebut menghasilkan laba.

Pada tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan ini

ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai

berikut.

1)

Analisis Kelayakan Teknis

Sebelum peluang usaha baru diimplementasikan,

dilihat

dari aspek teknis perlu dilakukan analisis.

Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu

diperhatikan berbagai macam teknis pembuatan karya

kerajinan seperti yang telah kamu pelajari pada materi

terdahulu.

2)

Analisis Peluang Pasar

Seorang wirausahawan

yang akan membuka

usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang

pasar karena tujuan dari pemasaran adalah untuk

memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu,

diperlukan riset pasar untuk menemukan pasar yang

menguntungkan, memilih produk kerajinan yang dapat

dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik dan

merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan riset pasar

adalah mengumpulkan informasi untuk pengambilan

keputusan tentang usaha kerajinan yang akan dibuka.

62

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

3)

Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam

Tiap-T

iap Segmen Pasar

Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen

potensial dari produk kerajinan baru oleh tiap-tiap

segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan

datang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi

ini adalah dengan memilih agen untuk menguji pasar.

4)

Sumber Informasi Pasar

Adalah informasi

untuk mengevaluasi peluang pasar

masa sekarang dan yang akan datang dari usaha

produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh

data tentang informasi tersebut adalah mengadakan

penelitian secara spesifik yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi yang dinamakan dengan

data primer, dan menemukan data-data relevan yang

berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik,

kantor dinas pariwisata dan perindustrian, maupun biro

penelitian yang disebut dengan data sekunder.

5)

Uji Coba Pasar

Uji coba pasar cenderung menjadi

teknik riset yang

utama untuk mengurangi risiko yang ada pada usaha

produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya.

Metode yang digunakan dalam uji coba pasar adalah

pameran perdagangan, menjual pada sejumlah

konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar

di mana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan

dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan

kemungkinan paluang dalam pemasaran, distribusi,

dan pelayanan.

6)

Studi Kelayakan Pasar

Walaupun

studi kelayakan pasar bagi usaha baru

cenderung memakan waktu yang banyak dan

merupakan tugas yang rumit, tetapi wirausaha baru

perlu untuk melakukannya. Studi kelayakan pasar

akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan

usaha produk kerajinan.

63

Prakarya dan Kewirausahaan

b.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan

finansial adalah landasan untuk

menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk

tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan.

Kebutuhan finansial dan pengembalian (

return

) bisa sangat

berbeda bergantung pada pemilihan alternatif yang ada

bagi usaha baru.

Ada dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam

analisis kelayakan finansial, yaitu sebagai berikut.

1)

Penentuan kebutuhan

finansial total dengan dana

yang diperlukan untuk operasional

Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap

bulan atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya

untuk operasi tahun pertama dari usaha produk

kerajinan baru. Selanjutnya, diperlukan juga proyeksi

kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima tahun

yang akan datang.

2)

Penentuan sumber daya finansial yang tersedia

Langkah kedua

dalam analisis kelayakan finansial ini

adalah proyeksi sumber daya finansial yang tersedia

dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi

perusahaan. Dalam menentukan sumber daya

finansial potensial yang tersedia, harus dibedakan

sumber finansial jangka pendek, menengah, dan

jangka panjang.

c.

Analisis Persaingan

Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi

persaingan

baik persaingan langsung, yaitu dari produk

kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk

perusahaan kerajinan lain pada pasar yang sama. Analisis

persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan

keberlanjutan usaha produk kerajinan.

3.

Peluang Usaha Produk Kerajinan

Ada banyak

cara bagi wirausaha kerajinan untuk

mengembangkan ide peluang usahanya, di antaranya adalah

memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada

para perajin atau karyawannya. Pengembangan ide harus

dilakukan secara terus - menerus agar wirausahawan dapat

memenangkan persaingan.

64

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Beberapa macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain

sebagai berikut.

a.

Ide dalam pembuata

n produk kerajinan yang diminati

konsumen.

b.

Ide dalam pembuata

n produk kerajinan yang dapat

memenangkan persaingan.

c.

Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber

produk kerajinan.

d.

Ide yang dapat mencegah kebosanan konsume

n di dalam

penggunaan produk kerajinan.

e.

Ide dalam pembuatan

desain, model, corak, dan warna

produk kerajinan yang disenangi konsumen.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha

kerajinan memilih jenis usaha produk kerajinan. Proses pemilihan

ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu diperlukan

pertimbangan yang matang. Tahap ini biasanya disebut evaluasi

dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan.

Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan evaluasi adalah

sebagai berikut.

a.

Faktor keuntungan

Jika setelah

diperhitungkan ternyata tidak memberi

keuntungan memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan

dibatalkan.

b.

Faktor penguasaan teknis

Cara pembuatan produk

kerajinan perlu dikuasai atau

dipelajari dengan baik oleh para karyawan/perajin.

c.

Faktor pemasaran

Harus diteliti kemungkinan pemasaran

dan prospek

pemasarannya di waktu mendatang.

d.

Faktor bahan baku

Bahan baku merupakan

faktor penting yang ikut menentukan

tingkat harga pokok dan kelancaran proses produk usaha

kerajinan.

e.

Faktor tenaga kerja

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah

tersedianya tenaga

kerja yang murah dan kemungkinan untuk memenuhinya,

baik jumlah, keahlian, maupun jasa.

65

Prakarya dan Kewirausahaan

f.

Faktor modal

Perlu dipertimbangkan

kesesuaian antara modal yang

disediakan dan kebutuhan jenis usaha kerajinan yang

dibutuhkan.

g.

Faktor risiko

Tingkat

risiko yang akan ditanggung perlu dipertimbangkan

dengan besarnya keuntungan yang akan diperoleh.

h.

Faktor persaingan

Perlu dipelajari

situasi yang akan terjadi dan disesuaikan

dengan kemampuan menghadapinya dalam hal modal

maupun pemasarannya.

i.

Faktor fasilitas dan kemudahan

Fasilitas yang dibutuhkan untuk operasi

usaha kerajinan

dan kemudahan penyediaannya menjadi pertimbangan,

kemudahan yang mungkin dapat diperoleh dari pemerintah

seperti pajak.

j.

Faktor manajemen

Pertimbangan penting lainnya

adalah produk pengelolaannya

yang paling sesuai dan bagaimana kemampuan pengusaha

untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam

mendirikan perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi

pertimbangan adalah peraturan pemerintah, perizinan,

pertimbangan etis, lingkungan, dan sebagainya.

Jika wirausaha sudah menetapkan jenis usaha kerajinan sesuai

dengan yang diinginkan dan sudah melalui berbagai macam

pertimbangan, tugas yang perlu diperhatikan seorang wirausaha

adalah mempertimbangkan hal-hal berikut.

a.

Jenis usaha

kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.

b.

Jenis usaha kerajinan yang benar-benar

akan membawa

suatu keuntungan.

c.

Jenis usaha

kerajinan yang mudah mengurus dan

mengerjakannya.

d.

Jenis usaha kerajinan yang mudah memeliharanya.

e.

Jenis usaha

kerajinan yang produknya disenangi dan

dibutuhkan konsumen.

f.

Jenis usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.

g.

Jenis usaha kerajinan

yang mendapat dukungan serta

perlindungan pemerintah.

66

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

4.

Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan

a.

Ide Usaha

Faktor-faktor yang dapa

t memunculkan ide usaha produk

kerajinan adalah sebagai berikut.

1)

Faktor internal

Faktor internal

menjadi alat untuk menciptakan sebuah

inspirasi atas objek yang dihadapi dengan kemampuan

kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari

dalam diri seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:

a)

pengetahuan yang dimiliki,

b)

pengalaman dari individu itu sendiri,

c)

pengalaman saat ia melihat

orang lain menyelesaikan

masalah,

d)

intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari

individu itu sendiri.

2)

Faktor eksternal

Faktor eksternal ialah

hal - hal yang dihadapi seseorang

dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi

usaha, antara lain:

a)

masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,

b)

kesulitan yang dihadapi sehari–hari,

c)

kebutuhan yang belum

terpenuhi baik untuk dirinya

maupun orang lain,

d)

pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Untuk merintis suatu usaha produk kerajinan deng

an

baik, wirausahawan tentunya harus melihat prospek

usaha jangka pendek, menengah, dan panjang.

Selanjutnya, untuk memulai usaha produk kerajinan,

wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek

usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah

dia membuat rencana usaha, mempersiapkan sarana

dan prasarana, serta modal usaha.

b.

Risiko Usaha

Seorang wirausaha ketika menjalankan

dan mengembangkan

usaha tentunya akan menghadapi beberapa risiko yang dapat

terjadi. Risiko ini bisa memengaruhi hasil usahanya apabila tidak

diperhitungkan, diantisipasi, dan dipersiapkan penanganannya.

67

Prakarya dan Kewirausahaan

Di bawah ini akan diuraikan beberapa risiko usaha yang mungkin

akan terjadi.

1)

Risiko usaha internal

Risiko usaha internal

adalah risiko yang timbul dari

menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan

usaha itu sendiri. Risiko usaha ini apabila timbul, akan

berakibat buruk bagi usaha yang sedang dijalankan.

Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang

berdampak bagi internal usaha.

Resiko usaha internal di antaranya seperti berikut.

a)

Kehilangan modal

apabila piutang tidak terbayarkan

oleh konsumen.

b)

Kehilangan karyawan/personil

yang handal apabila

tidak dapat menangani dengan baik dalam bidang upah,

kesempatan berkarier, fasilitas kerja, wewenang, tanggung

jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal.

c)

Kehilangan kepercayaan

konsumen karena tidak mampu

memberikan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan

selera konsumen. Kepercayaan konsumen hilang akibat

kesalahan membuat produk pesanan, kesalahan jadwal

pengiriman, kesalahan jumlah penagihan, dan kesalahan

pelayanan purnajual. Akibat ditinggalkan oleh konsumen

adalah kesulitan mencari konsumen baru yang baik dan

memiliki loyalitas terhadap produk, merek, dan kualitas.

d)

Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang

berakibat ditinggalkan oleh pihak luar perusahaan yang

menjadi pemasok kebutuhan perusahaan. Kebutuhan

itu di antaranya persediaan bahan baku, alat kantor,

tenaga kerja. Risiko ini bisa terjadi karena keterlambatan

melakukan pembayaran ke pihak penyuplai dan melanggar

ketentuan perjanjian kerja sama. Akibat ditinggalkan oleh

penyuplai adalah kesulitan mencari pemasok yang baik,

cepat, jujur, dan sesuai dengan kualitas perusahaan.

e)

Risiko penghentian

Izin usaha, yaitu risiko usaha yang

diberikan oleh pemerintah dengan melakukan pencabutan

izin usaha. Pencabutan izin usaha ini dikarenakan

melanggar ketentuan izin bisnis yang ada di pemerintah,

melakukan penipuan dengan memanipulasi laporan

keuangan dengan tujuan supaya tidak membayar pajak

68

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

ke pemerintah, merusak lingkungan hidup, menggangu

keamanan dan kenyamanan masyarakat di sekitarnya.

f)

Risiko tidak diterima oleh masyarakat sekitar, yaitu

risiko usaha yang terjadi akibat dari ketidakterimaan

masyarakat dengan adanya usaha yang dijalankan.

Risiko usaha

ini bisa terjadi karena merusak tatanan

masyarakat, menggangu ketenangan dan keamanan

masyarakat, tidak memberikan dampak ekonomis bagi

masyarakat sekitar, dan lain-lain.

2)

Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal

Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah

risiko

yang timbul dari menjalankan usaha dan berdampak

pada kelangsungan lingkungan luar usaha itu sendiri.

Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang

berdampak bagi eksternal usaha.

Risiko usaha eksternal di antaranya sebagai berikut.

a)

Risiko pelestarian lingkungan

hidup yaitu risiko usaha

yang akan dihadapi oleh wirausahawan dalam rangka

melestarikan lingkungan hidup supaya terjaga lingkungan

alam, ekosistem, dan habitatnya. Risiko ini timbul karena

bahan baku dari usaha tersebut berhubungan dengan

kelestarian lingkungan hidup.

b)

Risiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu risiko yang

terjadi atas berdirinya sebuah usaha dan berdampak

pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

c)

Risiko tanggung jawab

sosial perusahaan, yaitu risiko

usaha yang timbul sebagai bentuk kepedulian sosial

perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan

sekitarnya. Bentuk kepedulian ini seperti pemberian

beasiswa, bantuan pembangunan sarana dan prasarana

umum (tempat ibadah, pembangkit listrik, pengelolaan

sumber air, jalan raya, irigasi), bantuan dana sosial untuk

kegiatan keagamaan, kegiatan budaya lokal maupun

hari nasional.

d)

Risiko pengelolaan limbah, yaitu risiko usaha yang timbul

sebagai akibat

dari limbah industri yang dikeluarkan

dalam rangka memproduksi sebuah barang atau jasa.

Limbah dari produksi dapat berupa limbah cair dan

limbah padat. Limbah industri yang tidak dikelola dengan

baik akan memberikan akibat pencemaran lingkungan

seperti air, udara, dan tanah.

69

Prakarya dan Kewirausahaan

e)

Risiko perekonomian masyarakat dan negara

adalah

risiko usaha yang terjadi karena sebuah kesalahan

manajemen di internal perusahaan dan menimbulkan

dampak perubahan perekonomian masyarakat dan

negara. Akibat dari risiko ini adalah memburuknya

kondisi perekonomian akan mengakibatkan daya beli

masyarakat menurun. Kondisi ekonomi makro yang

buruk akan berpengaruh terhadap volume kegiatan

usaha.

f)

Risiko perubahan

peraturan dan kebijakan pemerintah

yaitu risiko usaha yang timbul dan berakibat kepada

perubahan dan kebijakan pemerintah.

c.

Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

Faktor-faktor pendukung

keberhasilan usaha adalah sebagai

berikut.

1)

Faktor Manusia

Faktor manusia merupak

an faktor yang utama dalam

pencapaian keberhasilan usaha karena manusia yang

mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akan

mewujudkannya. Di sini diperlukan manusia yang beretos

kerja tinggi, rajin, optimis, dan pantang menyerah.

2)

Faktor Keuangan

Faktor keuan

gan merupakan faktor penunjang keberhasilan

usaha. Faktor tersebut digunakan untuk modal usaha serta

pemenuhan segala pengeluaran untuk kepentingan operasi

produksi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu,

gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi. Dalam hal ini,

diperlukan disiplin yang ketat dalam penggunaan dana

sehingga segala kegiatan keuangan harus dicatat dan

dibukukan secara rapi, teliti, dan terus - menerus.

3)

Faktor Organisasi

Dengan adanya

faktor organisasi, sumber daya akan masuk

pada suatu pola sehingga orang-orang akan dapat bekerja

dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan adanya organisasi, berarti seorang wirausaha dapat:

a)

mempertegas hubungan dengan para karyawan,

b)

menciptakan hubungan antarkaryawan,

c)

mengetahui tugas yang akan dijalankan,

d)

mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggung

jawab.

70

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

4)

Faktor Perencanaan

Perencanaan usaha dapat digunakan

sebagai alat pengawas

dan pengendalian usaha. Oleh karena itu, perencanaan

harus dibuat oleh wirausaha sejak usahanya didirikan, yaitu

dimulai dari:

a)

merencanakan produk apa yang akan dibuat,

b)

memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,

c)

merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,

d)

merencanakan tempat pemasaran produk.

5)

Faktor Mengatur Usaha

Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha

, yang

perlu dilakukan oleh seorang wirausaha adalah sebagai

berikut :

a)

menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan

usahanya,

b)

menyusun struktur organisasi usaha,

c)

memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,

d)

menetapkan balas jasa dan insentif,

e)

membuat jadwal usaha,

f)

mengatur mesin-mesin produksi,

g)

mengatur tata laksana usaha,

h)

menata barang-barang,

i)

menata administrasi usaha,

j)

mengawasi usaha dan pengendaliannya.

6)

Faktor Pemasaran

Faktor pemasaran produk perusahaan

dapat ditinjau berikut

ini:

a)

daya serap pasar dan prospeknya,

b)

kondisi pemasaran dan prospeknya,

c)

program pemasarannya.

7)

Faktor Administrasi

Untuk menunjang kelancaran kegiatannya,

sebaiknya

seorang wirausaha mempunyai catatan yang rapi mengenai

kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya.

Catatan tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian

didokumentasikan.

71

Prakarya dan Kewirausahaan

Berikut ini disajikan analisis kemungkinan kegagalan usaha.

NO

Karakterisistik profil

Ciri wirausahawan yang gagal

1

Dedikasi

Meremehkan waktu dan dedikasi

pribadi

2

Pengendalian usaha

Gagal mengendalikan aspek utama

usaha

3

Pengalaman manajemen

Pemahaman terhadap disiplin

manajemen utama kurang

4

Pengelolahan piutang

Masalah arus kas yang buruk

5

Memperluas usaha

berlebihan

Memulai suatu program perluasan

usaha sebelum berbisnis

6

Perencanaan keuangan

Meremehkan kebutuhan usaha atau

bisnis

7

Lokasi usaha

Memilih lokasi usaha yang buruk

8

Pembelanjaan besar

Pengeluaran awal yang tinggi

Lembar Kerja 8

Nama Kelompok

: ......................................................................

Nama Anggota

: ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

.......................................................................

Kelas

:

.........................................................

Tugas Kelompok-LK 8

Observasi dan Wawancara

Kunjungilah beberapa usaha produksi kerajinan yang terdapat di

daerah sekitar tempat tinggalmu.

1.

Lakukan wawancara dengan pengusaha

tersebut tentang

keberhasilan dan kegagalan usaha produk kerajinan.

2.

Lakukan wawancara

tentang kekuatan, kelemahan, pe-lu

-

ang dan ancaman.

3.

Lakukan analisis SWOT

secara sederhana berdasarkan

data prioritas dari jawaban koresponden.

4.

Diskusikan dengan kelompokmu dan presentasikan.

5.

Buatlah laporan.

72

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Menganalisis keberhasilan dan kegagalan usaha

Nama Usaha

:

Alamat

:

Jenis Produk

:

Faktor Keberhasilan Usaha

: 1.

2.

3.

4.

5.

Faktor Kegagalan Usaha

: 1.

2.

3.

4.

5.

Foto-foto atau dokumen lainnya

:

Analisis SWOT

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

Peluang (O)

Ancaman (T)

1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

4.

73

Prakarya dan Kewirausahaan

5.

Langkah-Langkah Melakukan Wirausaha

Secara umum langkah-langkah

melakukan wirausaha adalah

sebagai berikut.

a.

Tahap memulai

T

ahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan

usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,

diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin

apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau

melakukan ‘’

franchising

’’. Tahap ini juga memilih jenis

usaha yang akan dilakukan.

b.

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini, seorang wirausahawan

mengelola berbagai

aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-

aspek: pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan,

organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana

mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran,

dan melakukan evaluasi.

c.

Tahap mempertahankan usaha

T

ahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang te-

lah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai

untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

d.

Tahap mengembangkan usaha

T

ahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif

atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan, per-

luasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin di-

ambil.

Tugas Kelompok-LK 9

1.

Buatlah rencana usaha produk kerajinan, tentukan langkah-

langkah melakukan wirausaha tersebut.

2.

Tentukan strategi pemasaran produk kerajinan tersebut.

3.

Diskusikan dengan kelompokmu dan presentasikan.

4.

Buatlah laporan dan kesimpulan.

74

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Laporan

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

..........................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

Kesimpulan

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

....................................................................................

..............................................................................................

75

Prakarya dan Kewirausahaan

G. Membuat Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Setelah kamu mempelajari dan mengerjakan latihan kerja pada

materi produksi kerajinan tanah liat dan materi produksi kerajinan

busana dari bahan alami, kamu diharapkan mempraktikkan

pengetahuan tersebut pada sebuah produk kerajinan.

1.

Membuat produk kerajinan dari tanah liat

Pada materi produksi

kerajinan dari tanah liat, kamu telah

mempelajari proses pembuatan karya kerajinan tanah liat

berupa keramik. Pada materi kali ini, kamu diharapkan dapat

membuat produk kerajinan dari tanah liat berupa benda keramik

atau benda kerajinan lainnya yang sejenis. Apabila bahan dan

alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu, bersama

guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi

membuat produk kerajinan dari bahan lunak tanah liat atau

yang sejenis dapat terlaksana dengan baik.

a.

Membuat produk

kerajinan teknik cetak tekan

Buatlah produk kerajinan dari tanah liat dengan

menggunakan teknik cetak tekan. Sebaiknya kamu

membuat sendiri benda modelnya, namun apabila tidak

memungkinkan, kamu dapat menggunakan karya atau

benda lain untuk model (misalnya topeng kayu atau relief

kayu yang ada di sekitarmu).

Lakukan langkah-langkah sesui prosedur berikut ini.

1)

Buatlah sketsa/rancangan karya yang akan dibuat.

2)

Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.

3)

Gunakan peralatan keselamatan kerja.

4)

Operasikan peralatan sesuai prosedur.

5)

Lakukan pembuatan

model, atau mengambil karya

atau benda lain yang sudah ada.

6)

Lakukan pembuatan cetakan.

7)

Lakukan proses pencetakan.

8)

Lakukan

finishing

terhadap karya tersebut.

9)

Bersihkan ruang dan peralatan.

b.

Membuat produk kerajinan teknik cetak tuang

Buatlah sebuah

produk kerajinan dari bahan tanah liat

dengan proses pembentukan teknik cetak tuang.

1)

Manfaatkanlah informasi dari hasil observasi

dan

wawancara atau berdasarkan hasil pengamatan

sumber/referensi yang kamu dapatkan, dalam

mendesain karya.

2)

Siapkan benda model yang akan dicetak (benda model

dapat dibuat sendiri atau mengambil

benda model yang

sudah jadi).

76

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

3)

Perhatikan karakteristik bentuk

dan teknik

pembuatannya.

4)

Siapkan peralatan dan bahan untuk praktik mencetak.

5)

Gunakan peralatan

keselamatan kerja sesuai prosedur

kerja.

6)

Lakukan pembuatan karya.

7)

Buatlah portofolio yang memuat semua tugas meliputi

sketsa-sketsa karya, foto-foto proses berkaryamu yang

bisa dijadikan

sebagai sebuah buku kerja yang menarik

dan artistik.

8)

Buatlah laporan proses berkarya secara lengkap

mencakup:

perencanaan, pelaksanaan, dan

penyelesaian proses berkarya.

2.

Membuat produk kerajinan busana dari bahan alami

Pada materi produksi kerajinan

busana dari bahan alami,

kamu telah mempelajari proses pembuatan karya kerajinan

busana dari bahan alami berupa rompi. Pada materi kali

ini, kamu diharapkan dapat membuat produk kerajinan dari

bahan alami berupa pakaian atau busana lainnya disesuaikan

dengan ciri khas daerah masing-masing. Apabila bahan dan

alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu, bersama

guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi

membuat produk kerajinan busana dari bahan alami dapat

terlaksana dengan baik.

Buatlah produk kerajinan busana dari bahan alami dengan

langkah-langkah berikut ini.

a.

Buatlah desain terlebih dahulu.

b.

Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.

c.

Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan.

d.

Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.

e.

Gunakan peralatan keselamatan kerja.

f.

Operasikan peralatan sesuai prosedur.

g.

Siapkan pola gambar.

h.

Lakukan proses kerja sesuai prosedur.

i.

Buatlah hiasan supaya lebih menarik.

j.

Bersihkan ruang dan peralatan.

3.

Membuat kemasan produk kerajinan

Setelah karya kerajinan

dari bahan lunak selesai kamu buat,

langkah selanjutnya adalah membuat kemasan untuk produk

tersebut.

77

Prakarya dan Kewirausahaan

Lakukan langkah-langkah membuat kemasan:

a.

Buatlah desain terlebih dahulu.

b.

Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.

c.

Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan.

d.

Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.

e.

Gunakan peralatan keselamatan kerja.

f.

Lakukan proses kerja sesuai prosedur.

g.

Bersihkan ruang dan peralatan.

Refleksi Diri

Renungkan dan tuliskan pada selembar kertas.

Ungkapkan secara tertulis manfaat yang kamu peroleh setelah

mempelajari materi proses produksi kerajinan dari bahan lunak,

berdasarkan beberapa hal berikut ini.

1.

Kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan bahan dan

alat.

2.

Kesulitan dalam proses pembentukan cetak secara manual

dengan tangan.

3.

Kesulitan pembentukan dengan teknik tekan.

4.

Kesulitan pembentukan dengan teknik cetak tuang.

5.

Kesulitan ketika membuat kerajinan busana dari serat alam.

6.

Kesulitan yang dihadapi saat merancang maupun membuat

kemasan karya kerajinan.

78

Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK

Semester 1

Rangkuman

Produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan

dari bahan lunak dan produk kerajinan dari bahan keras

.

Bahan produk kerajinan dibagi menjadi dua, yaitu bahan alami dan

bahan buatan.

Fungsi karya kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karya

kerajinan sebagai benda murni dan karya kerajinan sebagai benda

pakai.

Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang

menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak.

Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari alam

sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur

maupun dikombinasi dengan bahan buatan.

Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang

diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan lunak

buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan.

Kerajinan keramik adalah karya kerajinan yang menggunakan

bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa

(dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan

barang atau benda pakai dan benda hias yang indah.

Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan

yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja,

tempat lampu, dan lain-lain. Teknik pembuatan kerajinan dari serat

alam ini sebagian besar dibuat dengan cara menganyam.

Kerajinan kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku

dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis.

Contohnya: tas, sepatu, wayang, dompet, dan jaket.

Nilai-nilai keindahan (

estetik

) selalu dikaitkan dengan kualitas

karya seni yang mengandung unsur: kesatuan (

unity

), keselarasan

(

harmoni

), keseimbangan (

balance

), dan kontras (

contrast

)

sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia,

agung, ataupun rasa senang.

Motif merupakan unsur pokok sebuah ragam hias. Melalui motif,

tema atau ide dasar sebuah ragam hias dapat dikenali.

Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk

nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan,

bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan,

matahari, bintang, bentuk pemandangan alam dan lain-lain

79

Prakarya dan Kewirausahaan

Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur dan

dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi empat,

segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.

Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah

suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif

berupa gambar hiasan yang dalam perwujudannya tampak rata,

tidak ada kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak

terlalu ditonjolkan.

Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek

asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena

tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun

objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan

unsur tulisan yang terbaca.

Teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari

bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan

mengukir.

Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus

yang berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-

kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.

Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan yang

baik untuk mencapai tujuan perusahaan/industri. Sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan/industri dapat dikategorikan atas

enam tipe sumber daya (6M).

Pembentukan benda keramik dapat dilakukan dengan tangan

langsung (

handbuilt

) atau dengan bantuan alat lain seperti alat

putar,

jigger-jolley

, dan alat cetak.

Proses pembuatan kerajinan rompi dari bahan alami merupakan

alternatif dalam berkarya kerajinan busana. Prosedurnya

meliputi: menentukan bahan, menentukan alat, membuat desain,

keselamatan kerja, dan proses kerja.

Produk karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya dikemas

dengan baik agar terlihat lebih menarik dan tahan lama.

Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap

peluang yang muncul dari suatu kondisi lingkungan di sekitarnya.

Orang yang kreatif akan memandang barang yang oleh orang

kebanyakan dianggap tidak berguna, menjadi sangat berguna dan

mempunyai nilai jual.